Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Erick Thohir soal Pegawai PT KAI Diduga Teroris: Kita Tak Mau Ekonomi Bagus, Malah Keamanan Tidak Bagus

Erick Thohir angkat bicara usai penangkapan tersangka dugaan tindak pidana terorisme yang merupakan pegawai PT KAI pada Senin lalu.

16 Agustus 2023 | 22.34 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, usai rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Perbesar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, usai rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tangerang - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan pentingnya proses rekrutmen pegawai di perusahaan pelat merah. Ia secara langsung meminta ke seluruh jajaran direksi dan komisaris BUMN untuk memperkuat dan terus waspada dalam merekrut calon pegawai, khusunya untuk menekan kemungkinan meluasnya paham radikal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Saya sudah menekankan kepada direksi/komisaris BUMN harus benar-benar waspada menguatkan dari pada rekrutmen pegawai," kata Erick di Tangerang, Rabu, 16 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan tersebut disampaikannya usai penangkapan tersangka dugaan tindak pidana terorisme yang merupakan pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI pada Senin lalu, 14 Agustus 2023 di Bekasi, Jawa Barat. PT KAI adalah BUMN di bidang transportasi perkeretaapian.

Erick menyatakan, selain proses penerimaan yang akan diperketat, juga harus ada pengawasan. Terutama, pada penyebaran paham radikal melalui lingkungan sekitar.

"Kita ini negara pancasila yang saya rasa harus menghormati. Kita tidak mau negara kita dengan kondisi ekonomi yang bagus, malah faktor keamanan tidak bagus, jadi hal yang tidak prinsip," tutur Erick.

Hingga kini di Kementerian BUMN, kata Erick, telah memiliki strategi dalam menanggulangi radikalisme. Strategi yang dimaksud yaitu bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai pencegahannya.

"Kalau kami di kementerian sudah kerja sama dengan BNPT, bahkan kita juga bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo merespons positif apa yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri yang menangkap oknum pegawainya dengan inisial DE. DE adalah juru lansir dalam dugaan keterlibatan terorisme tersebut.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus