Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan implementasi pemanfaatan campuran biodiesel 40 persen atau mandatori B40 belum siap hingga semester pertama tahun depan.
"B40 belum siap untuk paling tidak pada semester pertama 2021. Jadi masih akan pakai B30," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin, 16 November 2020.
Dadan mengatakan bahwa uji coba biodiesel 40 persen (B40) hingga saat ini masih dalam tahap finalisasi. Oleh karena itu, tahun depan implementasi kebijakan mandatori biodiesel masih menggunakan B30.
Selain merampungkan uji teknis B40, pemerintah tengah meninjau kemampuan pendanaan insentif untuk implementasi B40.
Dadan menyebut bahwa pendanaan insentif untuk program B30 saat ini cukup menantang. Hal ini disebabkan tingginya harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), sedangkan harga minyak bumi rendah sehingga selisih harga biodiesel yang perlu ditutup oleh insentif makin besar.
Untuk melaksanakan implementasi B40, kata dia, dibutuhkan dana insentif yang jauh lebih besar.
Guna mengatasi hal tersebut, pemerintah telah melakukan sejumlah langkah efisiensi. "Ini gap antara harga biodiesel dan solarnya kan menjadi semakin jauh. Kami upayakan, pertama adalah penurunan biaya dari proses angkut. Kemudian di sisi lain adalah peningkatan penerimaan dari sawit sehingga bisa dipakai insentif untuk menutup gap tersebut," katanya.
Sebelumnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM menargetkan uji teknis B40 rampung pada November 2020. Pada akhir tahun ini, Badan Litbang akan memulai evaluasi dan penyusunan rekomendasi teknis penggunaan B40.
BISNIS
Baca juga: Juli 2021, Menteri Airlangga Targetkan B40 Bisa Diterapkan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini