Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Permintaan pangan akan cenderung naik menjelang Natal dan tahun baru.
Pemerintah membutuhkan data harga pangan yang sama sebagai acuan untuk mengambil kebijakan.
Ketidakpastian impor dan penurunan produksi dalam negeri ikut memicu kenaikan harga pangan.
JAKARTA - Para pengamat ekonomi dan pertanian memproyeksikan melambungnya harga komoditas pangan akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, mengatakan kondisi tersebut merupakan pola musiman.
“Permintaan pangan akan cenderung naik menjelang Natal dan tahun baru,” kata dia, kemarin. Selain karena permintaan yang diprediksi meningkat, Josua mengatakan, dari sisi pasokan, kenaikan harga pangan masih disebabkan oleh dampak El Nino.
Senada dengan Josua, pakar ekonomi pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Bayu Khrisnamurti, memprediksi kenaikan harga bahan pangan berlanjut selama Natal dan tahun baru. “Bahkan bisa berlanjut hingga awal tahun depan, setidaknya sepanjang triwulan pertama,” kata dia.
Selain masalah iklim, menurut Bayu, saat ini banyak faktor yang mendorong harga komoditas pangan diprediksi terus naik, seperti ketidakpastian impor hingga produktivitas dalam negeri yang sudah menurun.
Permintaan Normal tapi Harga Tinggi
Petugas menata cabai merah di Lotte Grosir, Jakarta, 8 September 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan pemerintah perlu mencari solusi untuk mengatasi lonjakan harga bahan pangan. Apalagi kenaikan harga ini terjadi ketika permintaan belum tinggi. “Saat ini permintaan masih standar kebutuhan rumah tangga, kecuali satu pekan sebelum Natal atau sebelum tahun baru,” kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, menurut dia, perlu ada satu data yang sama sebagai acuan harga bahan pangan agar pemerintah dapat menentukan antisipasi yang tepat untuk menekan harga. Data harga pangan yang tersaji di situs web berbagai lembaga pemerintah sekarang ini terlihat berbeda-beda. Reynaldi menambahkan, pemerintah perlu memastikan distribusi bahan pangan berjalan dengan baik untuk menjamin ketersediaan.
Guna menjamin ketersediaan komoditas pangan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menuturkan akan berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional untuk dapat melanjutkan program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP). Caranya adalah menyalurkan bahan pangan dari daerah surplus atau sentra produksi ke daerah sentra konsumsi. “Khususnya untuk komoditas cabai dan bawang,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Zulkifli mengaku FDP sudah dilakukan sebelumnya untuk menekan harga cabai. Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan mendistribusikan cabai rawit merah dari wilayah surplus, yakni Wajo dan Enrekang di Sulawesi Selatan, menuju wilayah defisit, seperti DKI Jakarta.
Petugas menata gula pasir di Lotte Grosir, Jakarta, 8 September 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Selain itu, untuk memastikan ketersediaan bahan pangan pada masa Natal dan tahun baru, Kementerian Perdagangan bersama kementerian lain akan memantau stok secara berkala. “Termasuk memantau realisasi produksi dan impor jika alokasinya sudah diberikan melalui mekanisme neraca komoditas.”
Ia juga menyatakan akan mengupayakan operasi pasar bahan pokok yang menjangkau lapisan masyarakat luas. Selain itu, Kementerian Perdagangan bakal memastikan kelancaran distribusi barang, termasuk program Gerai Maritim yang menjangkau daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
“Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan anggaran belanja tidak terduga agar diutamakan untuk program stabilisasi harga bahan pokok,” kata dia.
Menurut Zulkifli, salah satu bahan pangan yang menjadi perhatian adalah beras. Pada akhir 2023, ujar dia, Kementerian Perdagangan akan kembali melakukan operasi pasar beras, mengakselerasi penyaluran buffer stock atau cadangan pemerintah yang dikelola Bulog, serta melaksanakan program bantuan sosial.
“Untuk pemenuhan cadangan pemerintah, sisa alokasi impor yang sekitar 1,56 juta ton harus dipastikan terealisasi sampai akhir 2023.”
ILONA ESTERINA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo