Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Gerilya Penuhi Porsi Pembiayaan UMKM

Perbankan nasional berkomitmen memperbesar porsi penyaluran kredit dan pembiayaan kepada segmen UMKM.

20 Juli 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Hingga semester I 2023, lembaga keuangan telah menyalurkan KUR senilai Rp 105,47 triliun.

  • Tingkat penyaluran KUR telah kembali ke kondisi sebelum pandemi Covid-19.

  • OJK menargetkan porsi kredit UMKM mencapai 30 persen dari total kredit perbankan.

JAKARTA Segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi prioritas penyaluran pembiayaan usaha oleh perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemerintah bersama mitra bank-bank penyalur berupaya memenuhi kebutuhan pembiayaan UMKM.

Hingga 30 Juni 2023, realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp 105,47 triliun yang diberikan kepada 1,91 juta debitor. Secara keseluruhan, baki debet KUR sebesar Rp 466 triliun yang disalurkan kepada 41,67 juta debitor. Adapun tingkat rasio kredit macet (NPL) KUR pada April 2023 dilaporkan berada di level 1,63 persen. Dalam periode yang sama, NPL bruto perbankan nasional tercatat sebesar 2,53 persen dan NPL neto 0,78 persen.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, realisasi penyaluran KUR pada semester I 2023 telah kembali ke pola normal seperti sebelum pandemi Covid-19, khususnya setelah pencabutan kebijakan pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

“Di sisi kualitas, penyaluran tahun ini juga lebih memenuhi aspek penyaluran yang tepat sasaran, mendorong debitor KUR naik kelas, dan memperluas penyaluran kredit kepada debitor baru,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, kemarin.

Baca juga: Menimbang Kredit Bunga Nol Persen

Hingga April 2023, sebanyak 52 persen debitor tercatat telah naik kelas ke akses pembiayaan yang lebih tinggi. Selain itu, terjadi peningkatan porsi debitor KUR baru dari 50 persen pada 2022 menjadi 79 persen pada April 2023, atau mencapai 761 ribu debitor KUR baru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Airlangga mengungkapkan, pada tahun ini target plafon KUR mencapai Rp 297 triliun. “Target penyaluran lebih tinggi karena terdapat lonjakan penyaluran KUR akibat peningkatan permintaan kredit UMKM sebagai instrumen stimulus pengungkit ekonomi saat pandemi,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah sebelumnya telah mengubah cara implementasi program KUR 2023, seperti mereformulasi kriteria calon penerima KUR untuk menghilangkan praktik perpindahan debitor kredit komersial menjadi debitor KUR. Selain itu, pemerintah menerapkan suku bunga atau margin KUR super-mikro sebesar 3 persen dengan plafon kredit sampai dengan Rp 10 juta.

Komitmen Perbankan Pelat Merah

Gerai UMKM yang menyediakan layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di acara Gebyar Ekonomi Digital dan Literasi 2023, Jambi, 14 Juli 2023. ANTARA/Wahdi Septiawan

Sementara itu, perbankan nasional terus berkomitmen untuk memperbesar porsi pembiayaannya kepada segmen UMKM. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, misalnya, hingga kuartal I 2023 mencatatkan pertumbuhan kredit UMKM sebesar 9,6 persen secara tahunan dengan nominal mencapai Rp 989,6 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, jumlah kredit segmen UMKM mencapai 83,86 persen dari total kredit perseroan, dengan motor utama pertumbuhannya adalah segmen mikro yang naik 11,18 persen. “BRI menargetkan porsi kredit UMKM dapat terus tumbuh hingga mencapai 85 persen dari total portofolio kredit perusahaan pada 2024,” ucap Sunarso.

Dia mengimbuhkan, segmen UMKM masih memiliki peluang besar dalam pembiayaan dengan prospek penyaluran yang positif. “UMKM adalah tulang punggung ekonomi negara. Dukungan pendanaan kepada UMKM akan mendorong perekonomian Indonesia.” Saat ini, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) berada di sekitar 60 persen dan menyerap 96 persen tenaga kerja nasional.

Komitmen serupa disampaikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rudi As Atturidha, menyebutkan, hingga akhir Mei 2023, total penyaluran kredit perseroan untuk segmen UMKM telah mencapai Rp 119,28 triliun. “Jumlah itu meningkat 9,35 persen bila dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ujarnya.

Menurut Rudi, kualitas kredit UMKM tergolong baik dengan tingkat NPL di bawah 1 persen. Secara keseluruhan, porsi penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 12,3 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri.

Ia mengungkapkan, penyaluran kredit UMKM hingga akhir tahun ini diharapkan berada pada kisaran 12-13 persen terhadap total portofolio. Upaya yang dilakukan Bank Mandiri antara lain melakukan ekspansi kredit modal kerja dan kredit investasi untuk segmen usaha kecil dan menengah serta kredit usaha mikro dan KUR untuk segmen kredit mikro.

Target 30 Persen dari Portofolio

Pengunjung mengamati produk UMKM yang dipamerkan dalam Jateng Fair 2023, di Semarang, Jawa Tengah, 3 Juli 2023. ANTARA/Makna Zaezar

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga terus mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan UMKM oleh industri perbankan hingga porsinya mencapai 30 persen dari total portofolio kredit. Deputi Direktur Akses Keuangan OJK Rose Dian Sundari mengatakan, hingga kuartal I 2023, realisasi kredit UMKM perbankan nasional mencapai Rp 1.358 triliun atau setara dengan 21,07 persen dari total kredit.

“Untuk penyaluran kredit UMKM, perbankan memiliki generic model seperti KUR, program kredit/pembiayaan melawan rentenir, dan skema kredit/pembiayaan sektor prioritas,” katanya.

Dia merinci, realisasi KUR super-mikro sebesar 2,85 persen; KUR mikro 62,15 persen; KUR kecil 34,99 persen; dan KUR TKI 0,01 persen. Sedangkan program kredit/pembiayaan melawan rentenir telah disalurkan sebesar Rp 27,1 triliun dengan jumlah debitor sebanyak 994.538 debitor.

Selanjutnya, skema kredit/pembiayaan sektor prioritas telah disalurkan sebesar Rp 1,86 triliun dengan jumlah debitor individu sebanyak 36.759 orang, dan debitor kelompok sebanyak 367 debitor. “Kredit/pembiayaan ini antara lain menyasar sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan dan peternakan,” ujar Rose.

GHOIDA RAHMAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus