Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Go-Jek dan Grab Naikkan Tarif Ojek Online, Mana yang Lebih Murah?

Dua perusahaan aplikasi transportasi online, Go-Jek dan Grab telah mengumumkan kenaikan tarif ojek online.

15 Agustus 2018 | 08.37 WIB

Supir Ojek Online Tuntut Kenaikan Tarif
Perbesar
Supir Ojek Online Tuntut Kenaikan Tarif

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dua perusahaan aplikasi transportasi online, Go-Jek dan Grab telah mengumumkan adanya penyesuaian tarif untuk layanan ojek online masing-masing perusahaan. Kepada Kementerian Perhubungan, Go-Jek menyampaikan tarif rata-rata jarak dekat untuk mitra driver di Jabodetabek Rp 2.200 - Rp 3.300 per kilometer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pihak Go-Jek sudah menyampaikan bahwa ada penyesuaian dari Rp 2.200 - Rp 3.300, tentu ini hal yang baik dan tentu kami apresiasi," kata Kepala Sub Direktorat Angkutan Orang Direktorat Angkutan dan Multi Moda Kementerian Perhubungan, Syafrin Liputo di Jakarta, Senin, 13 Agustus 2018.

Ribuan massa gabungan driver ojek online melakukan aksi demo konvoi menuju Istana Merdeka, Jakarta, 27 Maret 2018. Dalam aksinya driver ojek online menuntut adanya kesamaan tarif antar operator. TEMPO/Subekti.

Sementara, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata berujar argo minimum setiap perjalanan layanan ojek online itu naik menjadi Rp 7.000 dari semula Rp 5.000.

"Sehingga telah menaikkan tarif per kilometer dari Rp.1.600 menjadi Rp.2.300 untuk perjalanan jarak pendek," ujar Ridzki dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo. Melalui peningkatan teknologi berdasarkan masukan mitra pengemudi aktif, kata Ridzki, GrabBike telah meningkatkan rata-rata tarif per km secara berkala jauh di atas Rp 2 ribu.

Dengan begitu, Ridzki mengklaim pendapatan para mitra pengemudi mengalami peningkatan sebesar 12 persen per bulan dalam tiga bulan terakhir melalui peningkatan layanan GrabBike, GrabExpress, dan GrabFood.

Ridzki berujar penyesuaian yang dilakukan perusahaannya adalah untuk meningkatkan produktifitas mitra pengemudi. Ia menegaskan komitmen perusahaannya untuk mendukung terciptanya sistem transportasi modern dan terintegrasi di tanah air, serta menyukseskan pelaksanaan Asian Games 2018.

Baca: Tak Hanya Naikan Tarif, Gojek Berikan Bonus Tambahan Rp 250 Ribu

Meski demikian, anggota Presidium Garda Danny Stefanus berujar hingga kini para pengemudi ojek online belum merasakan adanya kenaikan tarif seperti yang diumumkan oleh perusahaan aplikasi, Grab dan Go-Jek.

"Semua yang dikatakan adalah kebohongan besar. Aplikator sampai sore ini tidak mengubah tarif dasar yang diperjuangkan ojol, mereka hanya bermain di gimmick tarif," ujar Danny kepada Tempo, Selasa, 14 Agustus 2018.

Konflik berkepanjangan antara pengemudi ojek online dan aplikator terus terjadi akibat adanya ketidakpuasan pengemudi terhadap sistem kemitraan di dua perusahaan aplikasi tersebut, Go-Jek dan Grab. Tuntutan pengemudi ialah menaikkan tarif dasar penumpang yang hanya Rp 1.600 per kilometer menjadi Rp 3.000 per km. Alasannya karena biaya hidup yang semakin tinggi dan tidak relevan jika menggunakan tarif lama.

Chief Public Policy and Goverment Relations Go-Jek, Shinto Nugroho mengatakan tarif yang disampaikan tersebut merupakan hasil observasi lapangan di luar jam sibuk. "Selain itu tentunya juga ada tambahan biaya misal biaya untuk layanan larut malam," kata Shinto. "Tarif kami yang tertinggi tapi juga tetap kompetitif, karena kami juga harus menjaga competitiveness dari industri ini."

Shinto mengatakan Go-Jek sudah beberapa kali bertemu dengan para sopir ojek. Menurut Shinto sudah banyak sudah banyak progress, juga dibantu oleh Kementerian Perhubungan dan Kepolisian.

"Apakah kemudian mereka akan tidak demo lagi? Demo itu kan hak asasi seluruh warga negara Indonesia yang dijamin oleh pemerintah, jadi tentunya kami berusaha sebaik-baiknya kepada mereka agar mereka sebaiknya (memanfaatkan) ada banyak program-program yang disedikan pada mereka," kata Shinto.

Menurut Shinto mereka punya pilihan untuk turun ke jalan atau berjuang untuk keluarga. "Kami harapkan tentunya yang terbaik, karena Asian Games pesta setelah sekian tahun tidak ada di Indonesia."

Simak berita menarik lainnya terkait ojek online hanya di Tempo.co.

HENDARTYO HANGGI | KARTIKA ANGGRAENI | FAJAR PEBRIANTO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus