Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Groundbreaking Bukit Algoritma, Budiman Sudjatmiko: Tahap Awal Rampung 3 Tahun

Budiman Sudjatmiko menyebut setelah peletakan batu pertama pada hari ini, maka pembangunan Bukit Algoritma tahap pertama harus selesai tiga tahun.

10 Juni 2021 | 03.14 WIB

Budiman Sudjatmiko selaku inisiator Bukit Algoritma, tengah memaparkan rencana dan program yang akan dibangun di Bukit Algoritma kepada para investor di Cikidang, Sukabumi. Rabu, 9 Juni 2021. TEMPO/M.A MURTADHO
Perbesar
Budiman Sudjatmiko selaku inisiator Bukit Algoritma, tengah memaparkan rencana dan program yang akan dibangun di Bukit Algoritma kepada para investor di Cikidang, Sukabumi. Rabu, 9 Juni 2021. TEMPO/M.A MURTADHO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Sukabumi – Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjamitko mematangkan rencana pembangunan pusat pengembangan teknologi dan industri 4.0 yang dinamakan Bukit Algoritma di Cikidang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat.

Pada Rabu 9 Juni 2021, Budiman bersama koleganya Dhanny Handoko beserta pelaksana proyek meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya mega proyek ini.

Budiman Sudjatmiko mengatakan setelah Groundbreaking, maka tugas PT. Amarta Karya selaku pelaksana proyek adalah mengerjakan proyek tahap awal infrastruktur yang diberi waktu hingga 2024. “Pengerjaan proyek bukit Algoritma ini, tahap awal akan dikerjakan selama tiga tahun ke depan,” kata Budiman di lokasi. Rabu, 9 Juni 2021.

Awalnya proyek yang disebut Silicon Valley Indonesia ini hanya mendapat dana dari investor Kanada dengan nilai investasi 1 miliar Euro dan dari German setara dengan Rp 2,4 trliiun untuk ekosistemnya. Kini Budiman menyebut, bahwa dari link atau jejaring Harvard University juga mengucurkan dana lebih kurang satu US$ 1 juta atau setara dengan Rp 1,7 triliun.

Budiman mengatakan Amarta Karya harus segera mulai bekerja dan merampungkan infratruktur di tahap awal. Sebab, saat ini sudah banyak ilmuwan dari dalam dan luar negeri yang siap mengisi dan menjalankan Bukit Algoritma sebagai pusat atau sentral teknologi dan industri 4.0.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Yang akan mengisi di sini bukan hanya putra dan putri terbaik dalam negeri yang memiliki potensi dan imajinasi serta inovasi yang maju. Bahkan kini, beberapa anak bangsa yang tinggal di luar negeri seperti di Amerika, Jerman, Inggris dan lainnya sudah kontak mereka akan pulang dan mengembangkan riset yang mereka dapatkan di sana dan merealisasikannya di sini. Kita berharap, Indonesia ke depan jauh lebih maju,” kata Budiman.

Dalam acara peletakan batu pertama tersebut, acara penandatanganan MoU dengan para investor pun dilakukan antara PT Kiniku Bintang Raya dengan perusahaan lainnya. Di antaranya PT Sumbangsih Karya Anakbangsa, PT. Centrasolusi Intiselaras, PT. Dynamax Industri dan Karim Taslim selaku innovator Artivicial Intelegence Eccosystem serta Gina Halomoan Lubis dari jejaring Harvard University.

“Mereka ini adalah rekanan dan investor kita di sini, sehingga kami membuka peluang bagi siapapun khususnya anak muda dan putra daerah untuk melakukan riset dan inovasi di sini dengan pembiayaan yang kami biayai,” kata Budiman.

Direktur Utama Amarta Karya, Nicolas Agung SR, mengatakan dalam tempo tiga tahun pengerjaan pertama di Bukit Algoritma pihaknya akan membangun akses infrastruktur jalan utama dan kawasan, pembangkit listrik dan sumber pengolahan air kotor dan bersih untuk menunjang kebutuhan.

“Juga beberapa gedung yang sudah ada saat ini kami akan renovasi, seperti gedung shaolin center itu akan kami jadikan pusat riset dan pengembangan Artificial Intelegence,” kata Nicolas.

Nicolas menyebut, sebagai kontraktor utama, Amarta Karya akan bekerjasama dengan perusahaan lain agar waktu pengerjaan bisa diselesaikan sesuai jadwal. Nicolas mengatakan, beberapa perusahaan yang akan digandeng tentu akan melibatkan perusahaan di daerah Sukabumi selaku pemilik wilayah.

“Karena saya pun dari BUMN, tentu kami juga akan berkoordinasi dengan perusahaan BUMN lainnya. Namun untuk keterlibatan perusahaan, khususnya perusahaan putra daerah itu wajib hukumnya dan kami akan bekerjasama dengan mereka. Artinya kami membuka peluang kerja sama dengan perusahaan lain, yang penting sejalan dengan apa yang kita harapkan bersama,” kata Agung.

Nicolas mengatakan tiga tahun pengerjaan awal Bukit Algoritma ini menjadi tahap pertama. Lalu, di pengerjaan tahap kedua, Nicolas menyebut akan memakan waktu hingga lima tahun. “Untuk tahap akhir, kita estimasikan selesai dalam tiga tahun. Jadi total kebutuhan waktu pengerjaan ini 11 tahun,” kata Nicolas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus