Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Harapan Tercapai Kesepakatan Plafon Utang AS Menguat, Wall Street Ditutup Melonjak

Penguatan perdagangan saham di Wall Street di antaranya karena investor semakin berharap bahwa kesepakatan plafon utang AS bakal tercapai.

27 Mei 2023 | 09.29 WIB

Suasana di Bursa Saham Wall Street, New York. REUTERS
material-symbols:fullscreenPerbesar
Suasana di Bursa Saham Wall Street, New York. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Saham-saham di Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB. Penguatan ini di antaranya karena investor semakin berharap bahwa kesepakatan plafon utang AS bakal tercapai, sementara saham cip melonjak untuk hari kedua berturut-turut di tengah optimisme tentang kecerdasan buatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebagai gambaran, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 328,69 poin atau 1 persen menjadi menetap di 33.093,34. Sementara Indeks S&P 500 menguat 54,17 poin atau 1,3 persen menjadi berakhir di 4.205,45 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 277,59 poin atau 2,19 persen menjadi 12.975,69.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir dengan di zona hijau, dengan sektor teknologi dan konsumer non-primer memimpin kenaikan, masing-masing menguat 2,68 persen dan 2,38 persen. Sedangkan sektor energi dan kesehatan memimpin penurunan dengan masing-masing turun 0,37 persen dan 0,17 persen.

Sejumlah saham AS diperdagangkan naik tajam pada Jumat, 26 Mei 2023, dengan hiruk pikuk seputar kecerdasan buatan (AI) memimpin hari kenaikan kedua beruntun. Seiring dengan itu, harapan di kalangan investor menguat soal adanya kesepakatan menaikkan plafon utang AS.

Investor terpantau lebih bullish daripada di awal Desember, atau setidaknya jauh lebih sedikit bearish. Kepala strategi ekuitas AS Morgan Stanley, Mike Wilson, menyebutkan hal ini tak lepas dari optimisme pasar seputar penggunaan teknologi yang lebih luas, dan khususnya AI .

Adapun para pemimpin kongres dan Presiden AS Joe Biden melakukan komunikasi rutin sepanjang Jumat kemarin. Kedua belah pihak memusatkan perhatian pada kesepakatan yang akan meningkatkan batas utang AS selama dua tahun.

"Saya pikir kami membuat kemajuan kemarin. Saya ingin membuat kemajuan lagi hari ini," kata Ketua DPR Kevin McCarthy kepada wartawan.

Selanjutnya: Analis pasar senior di OANDA, Craig Erlam menilai... 

Sementara itu, analis pasar senior di OANDA, Craig Erlam menilai Wall Street awalnya sempat terguncang ketika mendekati tanggal batas waktu. "Gagal bayar AS tampaknya tidak terbayangkan beberapa minggu yang lalu dan meskipun banyak komentar positif dari kedua belah pihak, negosiasi akan berakhir dan itu berarti risiko kehancurannya meningkat," tuturnya.

Di saat yang sama, investor juga mencermati data baru yang dirilis pada Jumat kemarin. Data menunjukkan inflasi naik lebih dari yang diharapkan pada April. Bahkan sejumlah analis memperkirakan Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya untuk mengatasi inflasi yang tinggi.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, misalnya, naik 4,4 persen untuk 12 bulan yang berakhir April, naik dari kenaikan 4,2 persen pada Maret. Data itu dirilis oleh Departemen Perdagangan.

Sementara indeks PCE inti yang diawasi ketat, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik tipis menjadi 4,7 persen tahun ke tahun pada April dari tingkat 4,6 persen pada Maret. Adapun pada skala bulanan, indeks PCE dan indeks PCE inti keduanya naik 0,4 persen pada April, menurut Departemen Perdagangan.

Di tempat terpisah, Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester, menyatakan tidak akan mengesampingkan kenaikan suku bunga lagi pada Juni. "Data yang datang pagi ini menunjukkan bahwa kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," ucapnya.

Adapun Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) disebut-sebut bakal menaikkan suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin lagi pada Juni. Prediksi itu dikeluarkan oleh CME FedWatch Tool pada Jumat sore kemarin.

ANTARA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus