Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Antrean panjang kendaraan terlihat di hampir semua SPBU di Kota Padang, Sumatera Barat, pada hari ini, Rabu, 31 Agustus 2022. Bahkan ada pom bensin yang sudah kehabisan stok BBM bersubsidi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Edrizal, salah satu pengendara sepeda motor di Padang, menyatakan padatnya antrean kendaraan di pom bensin merespons kabar rencana kenaikan harga BBM bersubsidi mulai besok, Kamis, 1 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada pemberitaan, kalau harga Pertalite ini naik besok. Makanya banyak pengendara yang rela antre untuk mendapatkan Pertalite sebelum harganya naik," ujar pria berusia 34 tersebut saat ditemui di SPBU Sawahan Padang, Rabu, 31 Agustus 2022.
Ia mengaku bukan warga yang tinggal di kawasan Sawahan Padang, melainkan dari daerah Bypass Padang yakni Kalumbuk. Edrizal rela jauh-jauh mencari Pertalite karena SPBU di daerah dekat tempat tinggalnya sudah kehabisan stok BBM bersubsidi.
"Harga besok kita belum tahu lagi. Jadi setidaknya bila diisi full, bisa tahan 3 sampai 4 hari," kata Edrizal.
Section Head Communication & Relations Pertamina Sumatera Bagian Utara atau Sumagut, Agustiawan, menyatakan antrean panjang kendaraan di sejumlah pom bensin menggambarkan panic buying oleh para pengendara di Kota Padang.
Dari segi stok BBM bersubsidi di daerah itu saat ini, menurut Agustiawan, sudah cukup aman. Sebagai contoh, stok Pertalite dan Bio Solar untuk wilayah Sumatera Barat bahkan bisa memenuhi kebutuhan hingga 5-6 hari ke depan.
"Kami juga tetap menyalurkan distribusi harian secara normal seperti sebelumnya, tanpa ada pengurangan," ucap Agus ketika dihubungi.
Ia menjelaskan, dari pemantauan yang telah dilakukan perusahaan pelat merah itu, terdapat sejumlah penyebab terjadinya kekosongan bahan bakar di beberapa SPBU pada hari ini. Salah satunya adalah peningkatan konsumsi BBM subsidi oleh masyarakat seiring membaiknya roda ekonomi pasca Covid-19.
Agus tak memungkiri ada kemungkinan panic buying turut berperan besar dalam lonjakan pembelian bahan bakar hari ini. "Bisa jadi juga dipicu hal itu (kabar kenaikan harga BBM bersubsidi). Sehingga terjadi panic buying," ujarnya.
Selanjutnya: "Jika BBM subsidi habis, Pertamax dan Pertamax Turbo akan didistribusikan. Kita tak mau ada kelangkaan."
Lebih jauh, ia memaparkan mekamisme yang dilakukan bila SPBU kehabisan stok bahan bakar. Bila hal itu terjadi, kata Agus, pom bensin tidak bisa langsung ditambah kuotanya. Sebab, ada keterbatasan kuota harian di setiap SPBU dan hal ini diatur dalam oleh BPH Migas sebelumnya.
Artinya, ujar Agus, SPBU tidak bisa meminta penambahan penyaluran BBM subsidi karena kuota harian di setiap SPBU sudah ditentukan oleh Pemerintah (BPH Migas).
Per Jumat pekan lalu, 26 Agustus 2022, realisasi penyaluran Pertalite di Sumatera Barat telah mencapai 442.236 kiloliter atau 86 persen dari kuota tahun ini. Sedangkan rata-rata penyaluran harian Pertalite di provinsi itu sebesar 1.858 kiloliter per hari.
"Jadi sudah over 32 persen dari rata-rata kuota harian yang ditetapkan BPH Migas sebesar 1.406 kiloliter per hari," ucap Agus.
Sedangkan untuk Bio Solar pada periode yang sama, realisasi penyalurannya sudah mencapai 308.510 kiloliter. Angka itu setara dengan 76 persen dari kuota Bio Solar tahun ini.
Adapun rata-rata penyaluran harian Bio Solar di Sumatera Barat sebesar 1.296 kiloliter per hari, dan juga sudah 16 persen lebih dari rata-rata kuota harian yang ditetapkan BPH Migas sebesar 1.117 kiloliter per hari.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan kuota BBM bersubsidi tahun 2022 ini hanya cukup hingga September 2022. Soal ini, Agus mengatakan. Pertamina akan tetap melakukan distribusi sesuai dengan penyaluran biasanya.
"Jika tidak ada yang bersubsidi, maka yang nonsubsidinya yang kita distribusikan, seperti Pertamax dan Pertamax Turbo. Karena kami tidak ingin terjadi kelangkaan," ucap Agus.
Terkait prediksi kuota BBM bersubsidi bakal habis pada September 2022 nanti, kata Agus, Pertamina tidak bisa berkomentar banyak karena sampai saat ini belum ada sinyal pemerintah akan menambah kuota. Meskipun sudah ada permintaan dari masing-masing provinsi untuk menambah kuota tersebut. "Tugas Pertamina hanya menyalurkan sesuai yang ditugaskan oleh pemerintah."
BISNIS
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.