Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KENAIKAN harga yang satu ini dinanti para petani. Mulai Rabu pekan lalu, harga dasar gabah dinaikkan dari Rp 1.519 per kilogram menjadi Rp 1.725 atau naik 15 persen, sementara harga pembelian beras oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) dinaikkan dari Rp 2.470 per kilogram menjadi Rp 2.790 (naik 13 persen). Ini kenaikan yang sudah lama ditunggu sejak harga lama ditetapkan pada akhir 1998. Dalam kurun waktu itu, berbagai pukulan ekonomi menimpa petani, seperti inflasi yang melonjak luar biasa dan membanjirnya beras impor yang membuat harga makin jatuh.
Kesejahteraan petani jelas menurun. Hal itu bisa dilihat dari indikator Nilai Tukar Petani. Dari indikator itu terlihat betapa kehidupan petani di Sumatera dan Nusa Tenggara kian memprihatinkan. Indeksnya sudah di bawah 100. Bahkan, di Sumatera Selatan dan Lampung, Nilai Tukar Petani sudah berkisar di angka 70-an. Kehidupan petani di Jawa dan Bali memang masih lebih baik ketimbang saudaranya di luar Jawa, tapi tetap saja berat.
Sialnya, kenaikan yang tak seberapa ini tak akan dinikmati para petani karena pada saat yang sama harga barang-barang kebutuhan pokok diperkirakan naik gara-gara pemerintah menaikkan sejumlah harga dan tarif seperti harga bahan bakar minyak dan tarif listrik secara serentak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo