Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
IHSG berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Setelah mencetak rekor, dalam jangka pendek IHSG akan rawan koreksi.
Saham-saham emiten barang konsumsi dan retail layak dipertimbangkan.
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia selama sepekan lalu melaju 1,05 persen dan menutup akhir pekan di level 6.651,054. IHSG bahkan sempat menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 6.704. Posisi tertinggi terakhir dicatat di level 6.689 pada 19 Februari 2018.
Setelah mencetak rekor, analis saham dari MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memperkirakan, dalam jangka pendek, IHSG akan rawan koreksi. Ia menilai koreksi tersebut terbilang cukup wajar karena penguatan IHSG yang agresif pada pekan lalu. Untuk pekan ini, investor akan mengamati rilis suku bunga acuan Bank Indonesia, neraca perdagangan, dan defisit transaksi berjalan.
"Cermati emiten sektor transportasi dan logistik, industri dasar, dan properti konstruksi, seperti PT Adi Sarana Armada Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Waskita Beton Precast Tbk, serta PT Wijaya Karya Beton Tbk," ujar Herditya kepada Tempo, kemarin.
Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan terdapat beberapa faktor yang membuat IHSG melesat. Pertama, ekspektasi investor terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang lebih dari 5 persen. Kedua, pasar melihat adanya pemulihan konsumsi masyarakat dan produksi manufaktur. Selain itu, ekspor dianggap mampu mendorong pendapatan emiten.
"Masih tingginya harga komoditas diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun. Jika permintaan global terus membaik—tecermin dari tingkat inflasi yang tinggi—akan menguntungkan emiten berbasis komoditas," ucap Bhima.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo