Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Regulasi terbaru mengenai pemanfaatan PLTS atap akhirnya bisa diimplementasikan.
Kementerian ESDM meminta PLN membangun aplikasi permohonan instalasi PLTS atap.
Pelanggan rumah tangga dan badan usaha dapat menghasilkan listrik secara mandiri.
JAKARTA – Regulasi terbaru mengenai pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya atap (PLTS atap) akhirnya bisa diimplementasikan segera. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral saat ini sedang menyusun perangkat pendukung regulasi tersebut.
Aturan mengenai PLTS atap yang terbaru terbit pada Agustus 2021 berupa Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021 tentang PLTS Atap yang Terhubung pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum (IUPTL).
Namun pelaksanaan regulasi itu tertunda. Sebab, Kementerian Keuangan khawatir kebijakan ini meningkatkan biaya pokok pembangkitan PT PLN yang berdampak terhadap subsidi dan kompensasi yang harus ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selain itu, PLN berpotensi kehilangan pendapatan.
Peraturan Menteri EDSM tersebut memungkinkan masyarakat dan badan usaha menghasilkan listrik secara mandiri. Sedangkan PLN diwajibkan menyerap surplus listrik yang dihasilkan pemilik PLTS atap. Dalam Permen ESDM 26/2021, nilai transaksi ekspor listrik dari PLTA atap ke PLN dinaikkan dari 65 persen menjadi 100 persen.
Setelah tertunda sekitar lima bulan, pada 18 Januari lalu, pemerintah sepakat melaksanakan Permen ESDM 26/2021. "Permen ESDM telah didukung oleh semua pemangku kepentingan sesuai dengan hasil rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi, Dadan Kusdiana.
Kementerian ESDM, kata dia, menugasi PLN membangun aplikasi permohonan instalasi PLTS atap. "Kami juga sedang membangun aplikasi permohonan untuk konsumen di luar PLN dan pelaporan bagi seluruh pemegang IUPTL," tuturnya. Selama masa transisi, permohonan instalasi PLTS atap dilayani secara manual. Juru bicara PLN, Agung Murdifi, belum menjawab pertanyaan Tempo mengenai upaya mempermudah instalasi PLTS atap.
Secara paralel, ujar Dadan, pemerintah juga membentuk pusat pengaduan untuk menerima dan menindaklanjuti pengaduan, baik dari pelanggan maupun pemilik izin usaha penyediaan tenaga listrik. Pelanggan yang mengalami kendala dapat menyampaikan laporan kepada layanan publik di situs web Direktorat Jenderal EBTKE yang beralamat di www.ebtke.esdm.go.id.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo