Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Impor Dibuka Pabrik Ditutup

Pabrik minyak kelapa di Jawa Timur hampir bangkrut karena kekurangan kopra dari Sulawesi Utara. Kenyataannya, pemerintah mengimpor minyak kelapa dari Filipina dan menurunkan bea masuknya. (eb)

24 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBELAS ribu ton minyak kelapa dari Pilipina bulan Mei lalu masuk lagi ke Indonesia. Enam ribu ton diimpor oleh PT Kerta Niaga, lima ribu ton sisanya oleh PT Panca Niaga. Dengan demikian lima kali sudah Indonesia mengimpor minyak kelapa, sejak dilakukannya impor permma bulan Oktober tahun lalu. Waktu itu para pabrikan minyak kelapa mengira bahwa impor sebesar 5000 ton itu hanya dilakukan untuk menghadapi hari raya Idhul Fitri dan Natal. Tapi nyatanya impor berikutnya menyusul terus hampir tiap bulan. Volumenya kian meningkat. Bahkan bea masuk yang semula masih 40%, sejak Mei lalu sudah diturunkan menjadi 15%, sehingga dapat dipastikan akan semakin memperlancar jalannya impor minyak kelapa. Ini membuat heran Hadi Hanjaya Ketua Gabungan Pabrik Minyak Kelapa Jawa Timur yang dengan gigih minta agar kebijaksanaan impor dititik-beratkan pada kopra. "Lha kok bea masuk kopra justru tidak diturunkan," katanya. "Kalau kebijaksanaan impor minyak kelapa berlangsung terus, pabrik-pabrik minyak kelapa di Jawa Timur akan gulung tikar," katanya. Apa yang dikhawatirkan Hanjaya ternyata terjadi. Bersamaan dengan masuknya 11.000 ton minyak kelapa bulan Mei lalu, sebuah pabrik di bilangan Kali Mas Timur menghentikan kegiatannya. Pabrik itu, PT Harum Tirta, seperti dikatakan Gunawan, direkturnya, didirikan sejak tahun 1949. Adakah penutupan itu sebagai akibat langsung dari masuknya minyak kelapa impor? "Ya," jawabnya kepada TEMPO. Harum Tirta, yang berkapasitas 2.500 ton/tahun -- sebagaimana 87 pabrik minyak kelapa di Ja-Tim lainnya -- memang sudah sejak lima tahunan yang lalu megap-megap. Hal yang sama juga menimpa 17 pabrik minyak keapa di Jawa Tengah. Untuk bisa membuat semua pabrik minyak kelapa di Ja-Tim bekerja penuh diperlukan 350.000 ton kopra setahun. Padahal selama ini hanya tersedia 72.000 ton sehingga, seperti dikatakan Hanjaya "hampir semua pabrik hanya bekerja 25% dari kapasitas." Yang Mendingan Kekurangan kopra ini, di samping produksi Ja-Tim sendiri kini unggal 12.000 ton/tahun yang paling terasa adalah akibat berdirinya dua pabrik minyak kelapa di Sulawesi Utara. Menurut Achmad Soekendro, direktur Perusahaan Daerah Jawa Tengah, kedua pabrik itu kapasitas inputnya 150.000 ton kopra setahun. Padahal hasil kopra daerah itu hanya 180.000 ton/tahun sehingga praktis hanya 30.000 ton yang tersisa untuk dikirim ke Jawa. Karena itu Hanjaya berkeras agar pemerintah menitik beratkan impor kopra, meskipun diakuinya pihak Pilipina untuk melindungi pabrik minyak kelapa dalam negerinya memberikan beberapa fasilitas kepada eksportir minyak kelapa di sana. Sedang eksportir kopra tidak mendapat fasilitas itu, sehingga seandainya impor kopra itu dilakukan harganya akan jatuh sangat mahal. Ini akan membawa akibat pada kenaikan harga pasaran yang selalu mendapat penjagaan ketai oleh usaha anti inflasi yang dilakukan pemerintah. Tapi "bukankah pemerintah bisa menurunkan bea masuk kopra dan bukan justru menurunkan bea masuk minyak kelapa," ujar Hanjaya. Yang nasibnya masih mendingan adalah pabrikan minyak goreng. Bahkan mereka sudah cenderung meninggalkan pembelian minyak kelapa dalam negeri sebagai bahan bakunya. "Harganya memang lebih mahal tapi kwalitetnya lebih baik." Gunawan mengakui. Harga minyak kelapa impor saat ini mencapai Rp 375/kg sedang minyak dalam negeri Rp 365/kg. Setiap 1 kwintal minyak kelapa setelah diproses bisa menjadi 90 kg minyak goreng Ada 50 pabrik minyak goreng di Ja-Tim, yang terkenal antara lain cap Ikan Dorang dan Filma. Di pasaran harga minyak goreng pekan lalu sudah mencapai Rp 575/kg.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus