Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERTAMINA dan anak-anaknya secara konsolidasi ternyata berhasil memperoleh laba - 1984-1985 lebih besar 18,9% dibandingkan tahun sebelum-nya. Di DPR, pekan lalu, Direksi Pertamina mengungkapkan pendapatan untuk pembukuan yang belum diakun hingga 31 Maret 1985 sekitar Rp 13.100 milyar dengan perkiraan laba sebesar Rp 685,1 milyar. Pendapatan pada 31 Maret 1984 setelah diakun adalah Rp 10.695 milyar dengan laba bersih Rp 576 milyar. Pajak dan retensi yang disetorkannya kepada pemerintah dari April 1984 hingga Maret 1985 mencapai Rp 1.200 milyar, sedangkan tahun sebelumnya cuma Rp 506,4 milyar. Untuk semester pertama pembukuan tahun berjalan (April hingga Oktober lalu) Pertamina telah menyetorkan pajak Rp 423,9 milyar. Dirut Pertamina, A.R. Ramly, mengungkapkan bahwa target penerimaan dari sektor minyak dan gas untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 1985-1986 sebesar Rp 11.159,7 milyar sampai semester I sudah tercapai 46,7% (Rp 5.208,4 milyar). Ia optimistis bahwa target penerimaan migas APBN 1985-1986 akan tercapai, tapi untuk tahun 1986-1987 yang ditargetkan Rp 15.226,5 milyar kemungkinan sulit dicapai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo