Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Indikator

18 Februari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENUNDAAN cicilan utang pokok dan bunga 24 anggota Bank Dunia tahun lalu mencapai US$ 67 milyar. Pada umumnya, mereka adalah negara-negara berkembang misalnya Filipina, yang hasil komoditi ekspornya gepeng digasak resesi. Sesudah komoditi agribisnisnya, umpamanya kopra, sebagian besar rontok, akhir tahun lalu Filipina meminta penundaan cicilan selama 90 hari untuk membayar seluruh bunga atas utang pokoknya yang jatuh tempo. Dalam kaitan itu, Bank Dunia - dalam laporannya pekan lalu - menganjurkan negara-negara anggotanya harus secara efektif memobilisasikan sumber di dalam negeri mereka untuk mendorong pertumbuhan. Lembaga keuangan internasional di Washington ini menganjurkan pula agar mereka menghindari pensubsidian pinjaman luar negeri, dengan membiarkan tingkat bunga di luar negeri dan di pasar domestik mereka berbeda. Usaha meningkatkan ekspor perlu dilakukan, katanya, untuk meningkatkan kapasitas kewajiban membayar utang. Juga "jumlah bantuan lunak pemerintah harus diperbanyak," tulis Bank Dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus