Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Induk Usaha Uniqlo Targetkan Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca 90 Persen pada 2030

Fast Retailing Group Senior Executive Officer, Koji Yanai, mengatakan pihaknya telah berinisiatif untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca dan mewujudkan target tahun fiskal 2030.

9 November 2023 | 22.53 WIB

Uniqlo La Piazza dibuka pada Jumat, 10 November 2023. Foto: Dok. Uniqlo
Perbesar
Uniqlo La Piazza dibuka pada Jumat, 10 November 2023. Foto: Dok. Uniqlo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Fast Retailing, induk perusahaan merek Uniqlo, saat ini tengah menciptakan rantai pasokan yang stabil guna mencapai tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi. Fast Retailing Group Senior Executive Officer, Koji Yanai, menargetkan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 90 persen pada akhir tahun 2030.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Fast Retailing telah menetapkan target untuk mengurangi emisi GRK yang berasal dari konsumsi energi di berbagai fasilitas, termasuk toko-toko dan kantor-kantor pusat, hingga 90 persen,” ujar Koji dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 9 November 2023. Hingga tahun fiskal 2022, Koji mencatat Fast Retailing telah mencapai penurunan emisi gas rumah kaca 45,7 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sisi lain, Fast Retailing juga telah menetapkan target untuk beralih 100 persen ke penggunaan listrik terbarukan di seluruh toko dan kantornya di seluruh dunia pada akhir 2030. “Pada 2022, persentase penggunaan listrik terbarukan telah mencapai 42,4 persen,” katanya.

Adapun Fast Retailing telah menetapkan target untuk mengurangi emisi GRK terkait produksi bahan baku, pembuatan bahan, dan proses penjahitan produk UNIQLO dan GU hingga 20 persen dibandingkan dengan 2019 silam. 

Hingga 2022, Koji mengatakan Fast Retailing berhasil mencapai penurunan sebesar 6,2 persen. “Fast Retailing akan terus bekerja sama dengan pabrik-pabrik mitra dalam upaya memenuhi target pengurangan tersebut,” ucapnya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan langkah ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola seluruh rantai pasokannya dengan lebih efektif, dan secara langsung menerapkan standar kualitas, pengadaan, produksi, lingkungan, serta hak-hak pekerja di semua tahapan produksi. 

“Setelah memvisualisasikan rantai pasokannya dari produk jadi hingga ke tingkat bahan baku, perusahaan mulai mengkonsolidasikan bisnis dengan sejumlah kecil mitra terpilih,” katanya. Hal ini termasuk membuat rencana untuk mendapatkan bahan baku dari peternakan dan perkebunan yang telah ditunjuk.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus