Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Industri Otomotif Andalkan Pasar Kendaraan Niaga

Penjualan bus bertumbuh 4 persen.

6 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kendaraan niaga menjadi andalan industri otomotif nasional tahun ini, baik di pasar domestik maupun ekspor. Meski produksi dan penjualan kendaraan niaga melorot pada tahun lalu, Agus optimistis kondisi tersebut akan berbalik karena ada sejumlah pendorong. "Apalagi kendaraan komersial berperan penting untuk membangun infrastruktur," kata dia saat membuka pameran Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (Giicomvec) 2020 di Jakarta Convention Center, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan retail kendaraan niaga (bus, truk, dan pikap) pada 2019 mencapai 232.108 unit atau turun 11,03 persen dibanding pada 2018. Penurunan tertinggi terjadi pada truk, yaitu 18,5 persen atau menjadi 92.819 unit. Tapi penjualan bus mampu bertumbuh 4 persen atau menjadi 3.661 unit. Sedangkan produksinya turun 19,1 persen menjadi 232.751 unit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus mengatakan pemerintah akan menggenjot kinerja industri kendaraan komersial pada tahun ini. Apalagi, kata dia, industri otomotif menjadi satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan untuk memasuki era industri 4.0 sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0. Agus juga menyoroti ekspor pikap, yang meningkat 15 persen menjadi 9.187 unit pada 2019, sebagai hal yang menggembirakan. Dia yakin capaian tersebut akan membantu mewujudkan target ekspor kendaraan utuh (completely built-up/CBU) hingga 1 juta unit pada 2024. "Industri otomotif memiliki potensi besar untuk menekan defisit neraca perdagangan melalui peningkatan ekspor."

Selain mendorong produksi, penjualan domestik, dan ekspor, Agus meminta pelaku industri otomotif mendukung program pemerintah, seperti larangan kendaraan kelebihan muatan (over dimension overload/ODOL). Regulasi itu harus ditaati semua sektor industri dan pengguna kendaraan niaga pada 1 Januari 2023 untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya dan menjaga kualitas jalan. Agus juga menyinggung soal penerapan standar emisi Euro4 yang akan berlaku pada April 2021 untuk kendaraan bermotor bermesin diesel.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, mengatakan masih banyak truk yang melanggar ketentuan ODOL. "Misalnya, rata-rata ketinggian muatannya sampai 1,7 meter, padahal seharusnya hanya 1 meter," ujar dia. Pada akhir Desember 2022 dan Januari 2023, kata dia, penertiban truk ODOL berjalan termasuk untuk truk yang beroperasi di area tambang dan pengangkut komoditas.

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, mengatakan Giicomvec 2020 akan memberikan edukasi tentang pentingnya keselamatan di jalan raya, khususnya untuk bus, truk, dan pikap. "Selain produk baru, kami mengkampanyekan isu keselamatan berkendara," ujarnya. Yohanes pun meminta produsen kendaraan niaga hanya memasarkan bus, truk, dan pikap yang sesuai dengan ketentuan pemerintah. Mulai dari kesesuaian tipe kendaraan dengan peruntukkannya hingga ketersediaan alat keselamatan. WIRA UTAMA | FERY FIRMANSYAH

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus