Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kontraktor Blok Masela, Inpex Corporation, masih mencari pembeli gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dari lapangan gas Abadi. Sejumlah investor sudah masuk radar perusahaan asal Jepang itu. "Tapi belum ada keputusan yang dibuat terkait pembelian gas ini," ujar CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Euda, Inpex masih membuka peluang bagi calon pembeli gas dari dalam dan luar negeri. Dia optimistis ada banyak perusahaan nasional yang ingin memanfaatkan gas dari lapangan Abadi. Sedangkan potensi pembeli mancanegara berasal dari Jepang, Cina, dan Taiwan. Inpex menunggu penawaran terbaik dari semua calon pembeli potensial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ueda menyatakan Inpex akan berusaha menawarkan harga jual gas yang menarik. Dia mengakui harga pasar LNG cenderung lebih tinggi dibanding gas alam. "Tapi kami akan mempertimbangkan kondisi pasar, biaya produksi, dan kebutuhan industri dalam menentukan harga jual," kata dia. Inpex juga berencana menekan biaya fasilitas energi agar harganya bersaing.
Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Jaffee Arizon Suardin, mengatakan harga jual gas dari lapangan Abadi sudah disetujui bersama Inpex dalam proposal final pengembangan atau plan of development (PoD) Blok Masela. "Untuk LNG harganya US$ 7,5," ujarnya. Sedangkan untuk harga jual gas melalui pipa sekitar US$ 6 per MMBTU.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto optimistis gas dari Blok Masela bakal diserap pasar. Pasalnya, kebutuhan gas domestik saat ini meningkat dan pasokan menurun. "Pasar domestik juga akan menyerap hasil produksi tersebut," kata dia. Gas Masela juga akan dimanfaatkan untuk pengembangan industri petrokimia di Maluku dengan investasi US$ 1,5-2 miliar.
Inpex akan segera menyusun desain rekayasa terinci atau front end engineering design (FEED). Desain rekayasa adalah tahap yang harus ditempuh Inpex sebelum memutuskan investasi. FEED akan merinci teknis pembangunan hingga biaya investasi yang diperlukan.
Inpex menyatakan desain rekayasa butuh waktu tiga tahun dan dimulai pada 2020. Setelah FEED disepakati, Inpex dan SKK Migas akan membuat keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) sebelum kemudian melaksanakan konstruksi (EPC) selama lima tahun.
Blok Masela ditargetkan bisa berproduksi dan menjual LNG mulai 2027. Blok Masela diperkirakan menghasilkan gas alam cair sebanyak 9,5 juta ton per tahun dan 150 juta kaki kubik per hari gas pipa. Lapangan gas di Maluku itu juga akan menghasilkan kondensat sebanyak 255,28 juta stok tank barrel.
Presiden Joko Widodo menyatakan Inpex berkomitmen dengan kesepakatan yang telah tertuang dalam PoD. Jokowi berpesan agar kontraktor memaksimalkan pemanfaatan kandungan lokal dalam pengembangan Blok Masela.
Sebelumnya, Dwi menyampaikan bahwa penandatangan PoD ini dilakukan setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi. Penjelasan kepada komisi antirasuah untuk mencegah potensi korupsi dalam pengembangan Masela.
Dwi menjelaskan, setelah SKK Migas dan Inpex menandatangani pokok kesepakatan (head of agreement) pada 16 Juni 2019, PoD segera diteken. Langkah selanjutnya, kata dia, adalah keputusan akhir investasi. "FID-nya mereka akan langsung proses, sesuai dengan schedule satu tahun lagi (selesai).
AHMAD FAIZ IBNU SANI | VINDRY FLORENTIN
Produksi Mulai 2027
Inpex Corporation memperoleh dokumen persetujuan proposal rencana pengembangan (plan of development/(PoD) ladang gas Abadi Blok Masela. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan bersama Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Dwi Soetjipto, menyerahkan PoD kepada CEO Inpex Corporation, Takayuki Ueda, di hadapan Presiden Joko Widodo. Persetujuan proposal pengembangan Masela membuka jalan bagi Inpex melakukan produksi gas secara komersial. Berikut ini sejumlah poin dalam rencana pengembangan proyek gas Abadi.
- Nilai investasi: US$ 20 miliar
- Internal rate of return (IRR): 15 persen
- Bagi hasil pemerintah dan Inpex: 50 : 50
- Insentif berupa kredit investasi: 80 persen
- Perpanjangan kontrak: 27 tahun
Rencana Pengembangan Masela
2019
(16 Juli 2019) Penandatanganan PoD.
2020
Penyusunan desain rekayasa terperinci atau front end engineering design (FEED) berdasarkan revisi PoD.
2023
Penentuan keputusan akhir investasi atau final investment decision.
2025
Pelaksanaan konstruksi atau engineering procurement construction and installation.
2027
Produksi dan penjualan LNG.
Profil Blok Masela
- Lokasi150 kilometer lepas pantai Saumlaki di Provinsi Maluku
- Luas wilayah kerja: 2.503,30 kilometer persegi
- Kedalaman air: 400-800 meter
- Operator:
1. Inpex Masela Limited: 65 persen
2. Shell Upstream Overseas Services Limited: 35 persen
- Skema pembangunan: Penambangan darat (onshore)
- Skema investasi: Kontrak bagi hasil (cost recovery)
- Nilai investasi: Sekitar US$ 20 miliar
- Estimasi produksi: 2027
- Estimasi volume produksi:
1. LNG: 9,5 MTPA
2. Gas pipa: 150 MMSCFD
3. Kondensat: 255,28 MMSTB
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo