Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Solo - Minat masyarakat di wilayah eks Karesidenan Surakarta atau Solo Raya terhadap instrumen saham, reksadana, dan obligasi semakin meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan jumlah investor pasar modal di wilayah itu yang menembus angka 216.660 investor di posisi Maret 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah 2 (BEI Jateng 2), Muhammad Wira Adibrata saat ditemui awak media di Mall Solo Paragon, Rabu petang, 12 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Di posisi Maret 2023, jumlah investor pasar modal di wilayah Solo Raya tercatat sebanyak 216.660 investor. Angka itu naik sebanyak 7.994 investor bila dibandingkan posisi akhir tahun 2022 yang tercatat sebanyak 208.666 investor," kata Wira.
Dari jumlah investor pasar modal itu, Wira menyebut anak-anak muda, khususnya dengan rentang usia 18-25 tahun dan usia produktif 31-40 tahun memberikan kontribusi terbesar yaitu hingga 65 persen. "Dari 457 kegiatan yang digelar sepanjang 2022 yang diikuti lebih dari 51 ribu peserta, mayoritas adalah kaum milenial," katanya.
Meski jumlah investor naik, Wira mengungkapkan berdasarkan data BEI Jateng 2 nilai transaksi tercatat mengalami penurunan. “Dari sisi transaksi mengalami sedikit penurunan,” tuturnya.
Tercatat, nilai transaksi sepanjang tahun 2022 mencapai Rp 28,3 triliun atau rata-rata transaksi per bulan di angka Rp 2,35 triliun. Adapun nilai transaksi tahun 2023 sampai dengan Maret tercatat sebesar Rp 4,86 triliun atau rata-rata bulanan Rp 1,6 tiliun.
Penurunan transaksi ini, kata Wira, karena kondisi ekonomi global yang belum kondusif dan kemudian berdampak kepada aktifitas investor asing di pasar modal. "Selain itu, isu resesi yang begitu gencar beberapa waktu lalu menjadikan para investor memilih untuk wait and see terlebih dahulu,” ujarnya.
Ia menambahkan, penurunan nilai transaksi juga terlihat secara nasional. Hal itu dilihat dari rata-rata transaksi harian di Bursa Efek Indonesia yang sebelumnya senilai Rp 15 triliun per hari mulai 2023 menjadi senilai Rp 11 triliun per hari.
Selanjutnya: “Jadi ini bukan hanya terjadi di ..."
“Jadi ini bukan hanya terjadi di Solo Raya," katanya.
Namun Wira menilai naik-turunnya nilai transaksi merupakan hal yang wajar di sebuah pasar. "Itu adalah respons pasar terhadap kondisi ekonomi baik global maupun nasional," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut Wira mengatakan beberapa upaya yang dilakukan BEI Jateng 2 untuk meningkatkan jumlah investor dan transaksi di Jateng 2, di antaranya dengan menyusun beberapa rencana kegiatan untuk mengenalkan pasar modal kepada generai-generasi muda dan juga program aktivasi bagi investor yang sudah masuk namun kurang aktif dalam bertransaksi.
"BEI Jateng 2 telah menyusun 609 kegiatan dengan target peserta mencapai 69.000 masyarakat umum. Dengan kegiatan dan dukungan dari berbagai stake holder BEI Jateng 2 optimistis 2023 jumlah investor akan terus naik dan tembus di angka 300 ribu investor," tuturnya.
Pihaknya terus gencar melakukan edukasi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perusahan efek di Solo Raya ke berbagai kalangan masyarakat. "Sasarannya mulai dari pelajar, mahasiswa, pengusaha, bahkan ke aparatur sipil negara."
Wira menambahkan, Pemerintah Kota Solo melalui Tim Percepatan Ekonomi Daerah (TPAKD), BEI dan OJK telah berkomitmen mengedukasi ASN dengan meluncurkan program Solo Ceria yaitu Solo Cerdas Investasi Amana.
"Selain Pemkot Solo, ada Pemkab Karanganyar dan Pemkab Boyolali yang juga mendukung penuh upaya BEI Jateng 2 dalam melakukan edukasi pasar modal dan telah memasukan edukasi pasar modal ke dalam program TPAKD," ujar dia.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.