Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Telemedisin dituntut berinovasi agar bisa bertahan setelah pandemi berakhir.
Halodoc optimistis teknologi entitasnya masih dibutuhkan meski sudah endemi.
Startup sektor kesehatan B2C mulai merambah kemitraan bisnis.
JAKARTA – Para penyedia layanan kesehatan berbasis digital atau telemedisin dituntut berinovasi agar bisa bertahan setelah pandemi berakhir. Bila gagal mengikuti transisi kebiasaan konsumen, penyedia jasa telemedisin bisa kehilangan potensi permintaan pada masa endemi, sehingga kelayakan investasinya pun menurun.
Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan, pemodal ventura selalu meninjau strategi para startup untuk mempertahankan minat konsumen, tak terkecuali di sektor kesehatan. “Yang merasakan tantangan terbesar adalah penyedia telemedisin business to consumer (B2C) karena bisnisnya bergantung pada konsumen akhir,” ujarnya kepada Tempo, kemarin, 15 Juni 2023.
Di tengah ketatnya seleksi investasi karena kenaikan biaya modal—sering diistilahkan sebagai tech winter—para investor cenderung melirik jenis usaha digital yang masih menguntungkan. Menurut Edi, bisnis telemedisin sempat populer di tengah pembatasan mobilitas. Saat itu, masyarakat memburu semua fitur startup kesehatan, dari konsultasi daring, pemesanan vitamin, hingga pencarian informasi ihwal tes dan vaksin Covid-19. Kondisi tersebut pun luntur selama setahun terakhir.
Meski selektif, Edi menyebutkan, kalangan pemodal masih berekspektasi terhadap bisnis rintisan di bidang kesehatan. Hanya, para ventura menuntut inovasi yang efektif serta layanan berkelanjutan. “Yang diseleksi sekarang bukan hanya kinerja top line seperti valuasi atau volume user, tapi juga bottom line, yaitu profit,” tuturnya. “Masa sudah tahun kelima atau ketujuh belum profit, akan dilihat.”
Sinyal transisi menuju endemi sudah tampak sejak pencabutan status kedaruratan global Covid-19 pada 5 Mei lalu. Keputusan itu diambil setelah rapat Komite Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sehari sebelumnya. Tak lama sebelum pengumuman WHO, investasi ke startup kesehatan secara global sudah merosot. Bila merujuk pada data CB Insights, arus modal ke bisnis digital sektor tersebut terus merosot, dari US$ 13,5 miliar pada 2021 menjadi hanya US$ 3,4 miliar pada kuartal IV 2022. Angkanya pun stagnan hingga tiga bulanan pertama tahun ini.
Sejak mewabah di Indonesia pada kuartal pertama 2020, pemerintah sudah menggunakan beberapa istilah berbeda untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Yang terakhir adalah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berlaku sejak 17 April 2020 sampai dicabut sepenuhnya pada akhir tahun lalu. Presiden Joko Widodo belakangan menyebutkan pihaknya masih mematangkan proses peralihan ke endemi. Penghentian status pandemi pun disinyalir akan diumumkan bulan ini.
"Ya, ini dimatangkanlah, seminggu-dua minggu ini segera diumumkan karena memang semuanya sudah (landai)," ujar Jokowi di Gedung Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pada 14 Juni lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo