Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate merespons salah satu pesan hacker atau peretas Bjorka di forum online Breached Forums yang mengatakan bahwa jabatannya akan dicopot oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Itu enggak perlu saya komentari,” ujar dia di rumah dinasnya di Jalan Widya Candra V Nomor 27, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat, 16 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut dia, soal reshuffle adalah kewenangan Presiden Jokowi, bukan dirinya, bukan pula rakyat. Dia membenarkan atau menyalahkan informasi yang disebutkan Bjorka. “Kalau soal kewenangan resuffle kabinet itu kewenangan presiden,” katanya.
Dia juga menuturkan bahwa jika semua meminta sesuatu ke presiden untuk mengambil keputusan, orang-orang lain juga bisa saja banyak yang menginginkan macam-macam.
“Dan pekerjaan saya sebagai menteri adalah melaksanalan visi dan misi presiden, itu dari awal sudah disampaikan Bapak Presiden Jokowi,” ucap Johnny.
Politikus Partai NasDem itu juga berpesan agar tidak memutar-mutar informasi yang tidak berkualitas. Indonesia memiliki sekitar 275 juta orang warga, sehingga ruang digital harus diisi dengan hal-hal yang lebih strategis, apalagi di saat negara sedang mengalami tantangan yang besar.
“Akibat dari tantangan global yang begitu besar. Agar kita lebih efisien dan efektif mengelola pemerintahan dan negara,” tutur Johnny.
Sebelumnya dalam Breached Forums, Bjorkan mengatakan Presiden Jokowi bakal mencopot Johnny G. Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika. Akun anonim itu mengaku mendapat informasi ini dari temannya yang kerja di Istana Presiden.
“Saya menerima informasi dari teman yang bekerja di Istana bahwa Pak Presiden (Jokowi) bakal segera mengganti Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate," kata Bjorka di forum online tersebut
Hacker itu juga berharap agar pengganti Menkominfo nantinya bisa diisi oleh seseorang yang sangat ahli dalam bidang teknologi, bukan orang partai, politisi, atau tentara. “Bagus, Pak Presiden. Pastikan penggantinya orang yang ahli teknologi, bukan orang idiot dari partai, politisi, atau tentara, karena semua itu akan sia-sia,” tulis Bjorka.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
