Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI Sunarso merespons pernyataan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang akan memberikan insentif untuk sektor properti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sunarso, langkah itu efektif mendorong pertumbuhan atau permintaan di sektor properti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jawabannya saya kira efektif (mendorong pertumbuhan properti). Makanya akan diperpanjang. Kalau enggak efektif enggak akan diperpanjang,” ujar Sunarso di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, pada Kamis, 26 Oktober 2023.
Namun, kata dia, yang perlu diingat pertumbuhan kredit akan muncul jika ada permintaan, lalu ada penawaran, ada duitnya, likuiditasnya, modal, dan segala macamnya. Itu semua, menurut Sunarso, akan benar-benar riil memunculkan dampak pertumbuhan kredit. “Bukan semata-mata tergantung sama suku bunga.”
Menurut Sunarso, BRI memiliki analisis dengan menggunakan ekonometri yang ternyata permintaan kredit dan pertumbuhan kredit, sangat elastis terhadap dua hal, yakni pertama konsumsi rumah tangga dan kedua adalah daya beli masyarakat.
“Jadi mau mendorong pertumbuhan GDP (gross domestic product) melalui pertumbuhan kredit, maka sediakanlah yang namanya daya beli masyarakat dan kemudian konsumsi rumah tangga,” ucap Sunarso.
Selanjutnya: Namun, daya beli masyarakat ada jika....
Namun, daya beli masyarakat ada jika masyarakat itu berpenghasilan. Orang berpenghasilan, Sunarso berujar, jika orang tersebut bekerja sehingga berikanlah pekerjaan kepada masyarakat. Jika tidak cukup waktu memberikan pekerjaan, maka berilah stimulus, yang akhirnya kembali kepada kebijakan fiskal. Tapi Sunarso mempertanyakan fiskalnya ada tidak kelonggaran untuk stimulus tersebut.
“Itu analisa ya. Yang ngambil kebijakan kan orang-orang pinter pasti ya,” tutur Sunarso. “Saya menganalisa, karena saya harus menganalisa kebijakan makro itu, kemudian saya akan menerjemahkan menjadi strategic response di dalam lingkungan bisnis BRI.”
Sebelumnya, Presiden Jokowi dan kabinet menggelar rapat terbatas untuk memutuskan insentif untuk sektor properti pada Selasa sore, 24 Oktober 2023. Tujuannya untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi tanah air. “Itu akan mendorong investasi di perumahan,” kata Presiden Jokowi saat ditemui di Senayan, Jakarta Selatan.
Saat menyampaikan pidato di BNI Investor Daily Summit, Jokowi menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 5 persen meskipun ekonomi global cenderung melemah. Dia juga mengatakan depresiasi mata uang rupiah, sektor riil, dan inflasi masih aman.
Jokowi saat ditemui usai acara tersebut mengatakan kunci menjaga pertumbuhan ekonomi adalah dengan ekspor yang terus dijaga agar terus meningkat. Ia menginginkan investasi terus dijaga agar terus meningkat sebab basis pertumbuhan ekonomi masih di konsumsi, baik pemerintah maupun swasta.
“Tapi kita harapkan kalau bisa meningkatkan ekspor, investasi, itu yang jadi dasar pertumbuhan ekonomi,” kata Jokowi.
MOH KHORY ALFARIZI | DANIEL A FAJRI