Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jokowi - Xi Jinping Akan Lihat Uji Dinamis, Ini 7 Masalah Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung

Jokowi dan Xi Jinping rencananya melihat uji dinamis kereta cepat Jakarta - Bandung secara virtual dari area KTT G20 di Nusa Dua, Bali.

16 November 2022 | 10.40 WIB

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana berfoto dengan Presiden Cina Xi Jinping dan istrinya, Peng Liyuan saat menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Badung, Bali, Selasa, 15 November 2022. Leon Neal/Pool via REUTERS
Perbesar
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana berfoto dengan Presiden Cina Xi Jinping dan istrinya, Peng Liyuan saat menghadiri acara Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Badung, Bali, Selasa, 15 November 2022. Leon Neal/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Presiden Cina Xi Jinping akan menyaksikan uji dinamis Kereta Cepat Jakarta - Bandung pada Rabu sore, 16 November 2022. Kedua kepala negara rencananya melihat uji dinamis secara virtual dari area Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Uji dinamis kereta cepat dilakukan setelah Jokowi menutup KTT G20 Presidensi Indonesia. Showcase uji dinamis sore ini itu belum dilakukan menyeluruh. Nantinya, rangkaian kereta cepat (EMU) akan dijalankan hanya dari Tegalluar sampai ke Cikopo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, Tempo merangkum berbagai masalah dalam  proyek sepur kilat itu. Mulai dari pembengkakan biaya (cost overrun), progres pembangunan, hingga masalah teknis yang terjadi selama proyek itu berjalan. Berikut detailnya:

1. Beda Cost Overrun

Proyek KCJB menghadapi tantangan anyar yakni perbedaan perhitungan pembengkakan biaya antara pihak Indonesia dan Cina. Sumber Tempo yang mengetahui persoalan ini mengatakan selisih perhitungan pembengkakan biaya antara pihak Indonesia dan Cina—yang ditinjau Badang Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP)—cukup besar. Dokumen yang diperoleh Tempo mengkonfirmasi hal tersebut.

Pada asersi pertama BPKM di awal 2022, nilai pembengkakan biaya proyek kereta cepat ditaksir sebesar US$ 1,176 miliar \. Jumlah itu bertambah setelah BPKP melakukan asersi kedua pada triwulan III 2022. Dalam hasil asersi yang dilaporkan kepada Komite Kereta Cepat, BPKP memperkirakan jumlah cost overrun kereta cepat sebesar US$ 1,449 miliar (sekitar Rp 22,2 triliun pada kurs Rp 15.331 per dolar Amerika Serikat).

Penambahan nilai pembengkakan pada asersi kedua itu bersumber dari perhitungan tambahan biaya keseluruhan pembangunan konstruksi, perpajalan, serta relokasi fasilitas dan fasilita umum yang terkena dampak pembangunan jalur kereta cepat. Namun, itu belum mencakup semua kebutuhan dana proyek, karena masih ada hal lain yang perlu ditinjau.

Dua aspek lain yang belum dihitung oleh BPKP tapi berpotensi turut menambah pembengkakan biaya adalah komponen perubahan harga yang akan diajukan grup kontraktor High Speed Contractor Consortium (HSRCC). Besarannya belum diketahui pasti karena masih menunggu hasil penilaian Dewan Penyelesaian Sengketa.

Kemudian ada alokasi dana cadangan sebesar 5-8 persen dari nilai kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi. Jika dua komponen ini dihitung, diperkirakan estimasi total cost overrun kereta cepat akan mencapai 1,9 miliar (sekitar Rp 29,1 triliun).

Menurut Juru bicara BPKP, Eri Satriana, sejauh ini lembaganya belum menerima permintaan asersi ketiga dari pemerintah atas cost overrun kereta cepat. Namun, kata dia, dalam asersi kedua, BPKP memang telah memperhitungkan sejumlah komponen, seperti perpajakan, yang mempengaruhi hasil review. 

"Hasil review dan rekomendasi telah kami serahkan kepada yang meminta (Kementerian BUMN)," kata Eri, melalui jawaban tertulis.

Berbeda dengan perhitungan versi Indonesia, pihak Cina membuat perhitungan pembengkakan biaya dengan nilai lebih rendah. Besaran cost overrun versi Cina tercatat sebesar US$ 982 juta. Sumber Tempo mengatakan, selisih besaran yang cukup jauh itu disebabkan oleh beberapa komponen yang tidak diperhitungkan Cina, misalnya soal biaya persinyalan.

Jika ditambah perhitungan pembengkakan biaya versi BPKP, nilai total proyek kereta cepat yang semula sebesar US$ 6,07 miliar, membengkak jadi US$ 7,5 miliar (sekitar Rp 115 triliun). Sedangkan jika ditambah dengan perhitungan versi Cina, nilai keseluruhan proyek menjadi US$ 7,05 miliar (sekitar Rp 107 triliun).

Adapun jika ditambahkan dengan potensi cost overrun sebesar US$ 1,9 miliar, nilai proyek menggelembung jadi US$ 7,97 miliar, atau sekitar Rp 122 triliun. Jumlah itu hampir menyamai anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2023.

Selanjutnya: Kas PT KCIC Terancam Negatif

2. Kas PT KCIC Terancam Negatif

Perbedaan hitungan itu kini menjadi ganjalan karena besaran angka cost overrun tak kunjung ditentukan. Walhasil, suntikan dana pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) dan pinjaman dari China Development Bank (CDB) pun diperkirakan belum bisa segera dicairkan. 

"Perbedaannya sangat besar. Kalau angka cost overrun tidak cepat diputuskan, pembiayaan bisa berhenti dan proyek mandek," ujar sumber tersebut kepada Tempo, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh Tempo, pencairan suntikan dana maupun pinjaman untuk membiayai cost overrun proyek sepur berkecepatan 350 kilometer per jam itu dibutuhkan pada bulan ini. Pasalnya, tanpa masuknya pendanaan, maka per triwulan IV 2022, arus kas proyek akan negatif.

Dalam dokumen tersebut, disebutkan bahwa pada tiga bulan terakhir tahun ini, KCIC akan membutuhkan dana sebesar US$ 1,46 miliar untuk membiayai proyek. Sementara kas yang tersedia hanya sebesar US$ 771 juta. Dengan demikian, pada triwulan IV 2022, KCIC bakal menanggung defisit hingga US$ 689 juta.

Ihwal permasalahan tersebut, Sekretaris Perusahaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Rahadian Ratry, mengatakan Perseroan masih menunggu keputusan dari Komite Kereta Cepat. Menurut dia, sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 93 tahun 2021, besaran pembiayaan cost overrun akan diputuskan oleh Komite Kereta Cepat.

“Yang diketuai oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi dan beranggotakan Menteri BUMN, Menteri Keuangan, dan Menteri Perhubungan, setelah mendapatkan review dari BPKP," ujar dia.

Namun demikian, Rahadian membenarkan adanya perbedaan perhitungan angka pembengkakan biaya antara Indonesia dan Cina. Ia mengatakan perbedaan hitungan itu disebabkan perbedaan asumsi dan metode dalam melakukan asersi. Sebagai contoh, kata dia, pihak Cina mengasumsikan penggunaan frekuensi GSM-R (frekuensi untuk persinyalan kereta) tak dikenakan biaya alias gratis, seperti di negara mereka.

Padahal di Indonesia, frekuensi pita lebar 900 Mhz sudah digunakan oleh industri telekomunikasi sejak 1990-an. "Sehingga untuk implementasi GSM-R akan dilakukan dengan skema kerja sama sharing frekuensi antara Telkomsel dengan KCIC dan itu ada biaya investasinya, tidak gratis," ujar Rahadian.

Karena itu, dia berujar, hal ini kini menjadi bahan diskusi dan terus dinegosiasikan antara kedua negara. Pada lain kesempatan, saat ditanya mengenai dampak tidak kunjung putusnya angka final pembiayaan cost overrun kepada target operasional kereta kencang, Rahadian tidak membalas pesan Tempo.

3. Stasiun Padalarang Masih 9,75 Persen

Bos PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI Didiek Hartantyo membeberkan progress proyek KCJB dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR di kompleks parlemen, pada Rabu, 9 November 2022. 

Dia mengatakan perkembangan fisik proyek hingga minggu kedua Oktober 2022 proyek sudah mencapai 79,51 persen. Sementara progress penyerapan investasinya sebesar 90,6 persen.

Ia pun membeberkan progress pengerjaan stasiun-stasiun dan depo kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut. Stasiun Halim, misalnya, progress-nya sudah mencapai 69,44 persen dan Karawang 65,99 persen.  "Padalarang masih 9,75 persen, sementara Tegalluar 81,77 persen, dan depo Telgalluar progresnya sudah 52,65 persen,” ucap Didiek.

Didiek juga menjelaskan key milestone menuju commercial operation date atau COD Juni 2023. “Per 2 November kemarin sudah terjadi power on untuk elektrifikasi di mana PLN dengan 150 kilovolt sudah dinyalakan di kawasan Tegalluar,” ujarnya.

Kemudian, Didiek menuturkan, pada 28 Februari 2023 semua Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) atau kereta dengan total 11 unit ditargetkan datang. Saat ini, baru ada 2 set EMU.

Sementara yang kereta ukur atau CIT-nya juga sudah datang. Pada 21 Maret 2023, kata Didiek, track laying akan selesai di seluruh lintasan sepanjang 142 kilo meter.

Kemudian, 31 Maret 2023 nanti akan dilakukan uji statis dan penyelesaian integrasi sistem. Dengan begitu maka tanggal 4 April 2023 akan dimulai testing dan commissioning atau uji coba terintegrasi. 

“Tujuannya adalah 30 Juni 2023 nanti trail operation itu sudah selesai. Sehingga izin operasi dari Kementerian Perhubungan harapannya sudah diterbitkan, sehingga COD-nya bisa kita lakukan,” tutur Didiek.

Selanjutnya: BUMN Usulkan Utang ke Cina

4. Usul Utang ke Cina

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tengah mendiskusikan besaran pembengkakan biaya atau cost overrun proyek kereta Cepat Jakarta - Bandung antara US$ 1,1-1,9 miliar. Pihaknya mengusulkan utang ke Cina untuk mengatasi pembengkakan biaya tersebut.

"Dalam pembahasan di Beijing kita mengusulkan proporsi tetap 25 (ekuitas): 75 pinjaman CDB (China Development Bank). Di mana dari 25 persen tersebut, 60 persen adalah porsi ekuitas konsorsium Indonesia," kata Kartika saat dihubungi pada Minggu, 31 Agustus 2022.

Dia mengatakan sesuai Peraturan Presiden 93 tahun 2021, telah dibuka jalur untuk penambahan ekuitas porsi Indonesia, yang saat ini mulai diproses melalui pengajuan PMN ke KAI, setelah adanya dukungan Komite Kereta Cepat.

Menurut dia, porsi pinjaman CDB akan diajukan setelah melakukan pengkinian studi kelayakan, memasukkan besaran pembengkakan biaya, asumsi jumlah penumpang, dan biaya operasi. Hal itu tengah disusun oleh PT Kereta Indonesia China (KCIC) dan segera diajukan ke CDB sebelum September 2022 mendatang.

"Dalam Perpres juga dibuka opsi dukungan Pemerintah kepada KAI sebagai pimpinan konsorsium, dalam hal KAI mengajukan pinjaman tambahan untuk KCIC," ujar pria yang akrab disapa Tiko tersebut.

Ia juga mengatakan pencairan penyertaan modal negara (PMN) kepada KAI sudah dirapatkan. "Dan segera diproses tindak lanjutnya." 

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo sebelumnya mengatakan pemerintah optimistis proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bisa beroperasi pada 2023.

"Kami yakin kereta cepat segera bisa beroperasi, mudah-mudahan di tahun depan," ujarnya dalam media briefing yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa 26 Juli 2022.

Ia menegaskan pihaknya bersama Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi saat ini terus melakukan pengawasan secara ketat dalam proyek KCJB. Pasalnya, proyek KCJB menjadi salah satu tujuan dari kunjungan Presiden Tiongkok Xi Jinping saat KTT G20 di Indonesia pada November 2022.

Menurut Wahyu, yang juga Ketua Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), sebagian besar konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah rampung. "Yang mungkin sedang dikerjakan saat ini adalah yang di deponya itu. Stasiun-stasiun juga sudah mulai dikerjakan," ungkapnya.

5. Potensi Merugi 30 Tahun

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang, memperkirakan KCIC akan merugi selama 30 tahun ke depan. Penyebabnya pengembalian biaya belanja modal atau capital expenditure yang depresiasinya sekitar 30 tahun serta kenaikan biaya operasi setiap tahun akibat faktor inflasi, upah minimum, dan lainnya.

Dengan kondisi itu, ia menyarankan pemerintah dan KAI mengatur strategi guna mengalihkan penumpang dari moda lain, seperti KA Argo Parahyangan dan jalan tol, ke kereta cepat. Dengan demikian, target penumpang pada masa operasi bisa terpenuhi. "KAI harus bisa mengelola dan memilih skenario yang tepat untuk pemasaran kereta cepat," ujar Deddy.

Pengoperasian kereta cepat Jakarta - Bandung diproyeksikan tekor atau mengalami cash deficiency pada tahun-tahun awal pengoperasiannya. Kekurangan kas itu diprediksi terjadi karena penerimaan dari pengoperasian tidak sebanding dengan pengeluaran, antara lain untuk pembayaran utang awal proyek, utang tambahan akibat cost overrun, dan bunga utang.

Proyeksi itu pun dihitung dengan asumsi pengoperasian berjalan sesuai dengan target, misalnya jumlah penumpang mencapai 31 ribu orang per hari. Sejumlah pengamat memperkirakan asumsi tersebut terlalu optimistis sehingga cash deficiency pun diprediksi bisa lebih besar dari yang diproyeksikan.

Guru besar bidang transportasi dari Universitas Indonesia, Sutanto Soehodho, ragu estimasi jumlah penumpang harian kereta cepat itu bisa tercapai. Untuk moda kereta antarkota, menurut dia, estimasi 10 ribu penumpang per hari saja sudah cukup tinggi. Apalagi, ia mengatakan, sepur kilat itu tidak mengantar penumpang dari Jakarta ke Bandung, melainkan hanya sampai Padalarang.

Belum lagi moda transportasi anyar itu pun harus bersaing dengan moda-moda yang sudah ada saat ini. Faktor lainnya, ongkos kereta cepat jauh lebih tinggi ketimbang pilihan moda lainnya. "Jadi, 31 ribu itu kurang masuk akal. Kalaupun Argo Parahyangan ditutup dan orang dipaksa naik kereta cepat, memangnya penumpangnya sampai 31 ribu?"

Sutanto pun sepakat bahwa, secara finansial, defisit kas yang perlu ditanggung KCIC bisa lebih tinggi dari proyeksi saat ini. Dari sisi ekonomi pun, ia menilai, kerugian finansial yang perlu ditanggung perseroan atau pemerintah nantinya menjadi kurang berarti karena tidak banyak wilayah yang menikmati dampak dari sepur kilat. 

"Solusinya adalah proyek ini harus dikembangkan. Kalau hanya sampai Bandung, proyek ini kurang bermakna dalam hal ekonomi dan mungkin tidak berkelanjutan. Kita kurang hati-hati di situ," ujar Sutanto.

Selanjutnya: Video Viral Tiang atau Pier Head Proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung

6. Kontraktor Lalai, Tiang Roboh

Sebuah video viral memperlihatkan proses pembongkaran tiang atau pier head di proyek kereta cepat Jakarta - Bandung. Dalam video itu tampak beberapa ekskavator dioperasikan untuk membongkar tiang rel kereta cepat. Namun pada akhirnya tiang rel kereta cepat tersebut malah menimpa salah satu ekskavator. Kejadian ini berlangsung pada Ahad, 5 Desember 2021.  

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menanggapi video pendek tersebut. "PT KCIC tidak mentolerir adanya kesalahan konstruksi yang melebihi dari toleransi yang dipersyaratkan," ujar Dwiyana dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 Desember 2021.

Dwiyana menjelaskan pada awalnya, Tim Quality PT KCIC dan Konsultan Supervisi CDJO menemukan pergeseran alignment pekerjaan pilad di salah satu lokasi pekerjaan. Tim dan konsultan kemudian menginstruksikan kontraktor membongkar tiang rel kereta cepat untuk dibangun kembali sesuai spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan.

Untuk itu, telah ada prosedur operasi standar untuk pekerjaan pembongkaran pier tersebut, termasuk di dalamnya adalah aspek keselamatan kontruksinya. Namun berdasarkan hasil investigasi yang sudah dilakukan oleh KCIC, didapatkan bahwa kontraktor melanggar SOP tersebut sehingga timbul kejadian seperti yang ada di dalam video.

Dalam video yang belakangan berkembang viral itu tampak beberapa ekskavator dioperasikan untuk membongkar tiang rel kereta cepat. Namun pada akhirnya tiang rel kereta cepat tersebut malah menimpa salah satu ekskavator. Kejadian ini berlangsung pada Ahad pekan lalu, 5 Desember 2021.

“Betul adanya bahwa saat dilakukan pekerjaan rework pembongkaran pier. Kontraktor lalai dalam melaksanakan SOP sehingga pier menimpa ekskavator yang digunakan," kata Dwiyana. "Kami langsung memanggil kontraktor dan memberikan teguran agar semua pekerjaan dilakukan dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Tim Engineering dan SSHE sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi."

Lebih jauh Dwiyana memastikan kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Operator yang menjalankan ekskavator disebut berhasil menyelamatkan diri sesaat sebelum reruntuhan menimpa.

Saat ini, kata dia, tim konstruksi dan SSHE PT KCIC sedang menginvestigasi mendalam terkait kejadian tersebut. Perusahaan juga berkoordinasi dengan semua pihak yang bekerja pada proyek KCJB agar lebih memperhatikan SOP Konstruksi agar kejadian serupa tidak terulang.

Berikutnya, hasil dari investigasi pembongkaran tiang rel kereta cepat tersebut akan langsung dilaporkan kepada tim KKJTJ (Komisi Keamanan Jembatan, dan Terowongan Jalan) dan K2K (Komite Keselamatan Konstruksi) Kementerian PUPR. “Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi Kami. Investigasi mendalam langsung dilakukan dan tinggal menunggu hasilnya,” kata Dwiyana.

7. Proyek Sempat Bikin Banjir

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sempat menimbulkan banjir. Wali Kota Jakarta Timur M Anwar meminta kontraktor proyek bertanggungjawab atas banjir yang melanda wilayah RW 12 Kelurahan Cipinang Melayu Kecamatan Makasar.

"Karena saluran air yang tidak maksimal, saya berharap segera selesaikan pihak pelaksana besok. Saya minta segera mungkin menghadap ke saya merencanakan sebagaimana baiknya," kata Anwar saat meninjau wilayah RW 12 Cipinang Melayu, Ahad, 3 November 2019.

Saluran air di wilayah itu diketahui sengaja disumbat oleh kontraktor PT Wika. Sebab, selama ini menghalangi jalur kereta cepat Jakarta-Bandung sehingga dilakukan relokasi saluran.

Akibatnya, rumah-rumah warga di RT 07, RT 08, RT 09 dan RT 11 terendam air hujan dengan ketinggian bervariasi antara 20-50 sentimeter pada Jumat, 1 November 2019.

Menurut Anwar, pengembang tidak serius melakukan pengerjaan proyek lintasan transportasi kereta di wilayah setempat. "Harapan saya ya boleh-boleh saja pengembang melakukan aktivitas sebaik mungkin, tapi dipikirkan warga saya, agar warga saya tidak terkena banjir," kata dia.

Anwar meminta agar saluran air warga menuju Kali Sunter segara dinormalisasi paling lambat Senin, 4 November mendatang karena banyak terdapat tumpukan tanah. Sumbatan tersebut, kata dia, bisa memicu luapan air saat terjadi hujan dengan intensitas lebat.

Ia pun menegaskan kepada pengembang proyek kereta cepat untuk selalu mengantisipasi dampak negatif dari pembangunan lintasan kereta. "Saya berharap secepat mungkin harus dinormalisasi kali ini, jangan ada warga yang dirugikan," kata dia.

Akhirnya Warga RW 12 Kelurahan Cipinang Melayu Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, menjalin kesepakatan dengan kontraktor proyek kereta cepat Jakarta-Bandung untuk menyelesaikan permasalahan banjir imbas pengerjaan proyek.

"Dari hasil pertemuan warga dengan PT Wika (kontraktor Kereta cepat Jakarta-Bandung) pada Sabtu (2 November), sedang diupayakan pemulihan infrastruktur penanggulangan banjir," kata Camat Makasar, Kamal Alatas, di Jakarta, Minggu, 3 November 2019.

PT Wika akan membuat kembali pintu air di tiga titik atau lebih seperti yang dulu sudah ada sebagai saluran pembuangan air untuk antisipasi genangan.

MOH KHORY ALFARIZI | KORAN TEMPO

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus