Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jonan Sebut Freeport Hanya Sebesar Sapi, Ini Alasannya  

Retribusi Freeport pertahun Rp 1 triliun, sedang dari rokok


negara mendapat pemasukan Rp 139 T dan devisa dari TKI Rp
144

T pertahun.

23 Februari 2017 | 11.48 WIB

Foto udara tambang Grasberg, yang dioperasikan oleh Freeport McMoran-Copper & Gold di Papua. REUTERS/Muhammad Yamin
Perbesar
Foto udara tambang Grasberg, yang dioperasikan oleh Freeport McMoran-Copper & Gold di Papua. REUTERS/Muhammad Yamin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Malang - Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, sumbangan Freeport ke negara tidak terlalu besar. Freeport setahun memberikan retribusi ke negara hanya Rp 1 triliun, bahkan jauh di bawah sumbangan devisa dari TKI yang Rp 144 triliun.

Baca Juga: Freeport Ultimatum Jokowi soal Kontrak, Ini Alasannya -
Freeport Beri Waktu Jokowi 120 Hari

“Dulu, saat saya awal masuk ke Kementerian ESDM, saya pikir Freepot itu sebesar gajah, tapi ternyata hanya sebesar sapi,” kata Jonan menjawab aktivis Senat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dalam pelatihan capacity building energi baru terbarukan yang diadakan Pengurus Pusat Muhammadiyah di UMM Dome, Selasa, 21 Februari 2017.

Karena itu, ia  meminta PT Freeport Indonesia bertindak proporsional terkait perubahan regulasi Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Freeport jangan rewel terus.

Menurut Jonan, apabila dijual di pasar, nilai kapitalisasi Freeport tidak sebesar yang dibayangkan banyak orang. Kontribusi Freeport baik berupa retribusi maupun penerimaan pajak ke Pemerintah Indonesia malah masih kalah jauh dibanding perusahaan lainnya, termasuk bila dibandingkan dengan BUMN.

Dari data yang diperoleh Jonan, nilai kapitalisasi global Freeport bila dijual hanya US$ 20 miliar, jauh di bawah nilai Bank Central Asia sebesar US$ 29 miliar, PT Telkom Indonesia US$ 25 miliar, Bank Rakyat Indonesia US$ 21 miliar. Nilai kapitalisasi Freeport juga masih di bawah Exxon Mobile (US$ 355 miliar) dan Chevron (US$ 240 miliar), serta hanya unggul tipis atas Bank Mandiri yang nilai jualnya di pasaran sebesar US$ 19,5 miliar.

"Exxon saja, misalnya, yang memproduksi sekitar seperempat kebutuhan minyak nasional  tidak pernah rewel dengan saya. Newmont dan Chevron  enggak rewel. Itu belum lagi kita bandingkan dengan kontribusi seluruh TKI (tenaga kerja Indonesia),” kata bekas Menteri Perhubungan itu.

Simak Pula: Soal Ultimatum Freeport, DPR: Ancam-mengancam Kayak di Pasar

Jonan menambahkan, selama 25 tahun, rata-rata Freeport hanya memberikan retribusi kepada negara  Rp 1 triliun per tahun. Sebagai perbandingan, penerimaan negara dari cukai rokok saja Rp 139 triliun dan penerimaan negara dari devisa tenaga kerja Indonesia Rp 144 triliun per tahun.

“Kalau Telkom mampu bayar retribusi ke negara sebesar Rp 20 triliun per tahun, Freeport hanya Rp 8 triliun. Lha, Freeport cuma segitu saja sudah rewel banget,” ucap Jonan.

Jonan memastikan sikap Pemerintah Indonesia tetap tegas terhadap siapa pun investor. Seluruh perusahaan diminta mematuhi  perundangan yang berlaku. “Saya sudah bertemu dengan perwakilan Freeport. Kalau mau ribut, ya yang proporsional. Kalau saya sih santai saja,” kata Jonan.

ABDI PURMONO



Video terkait:


Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan Adiwijaya

Setiawan Adiwijaya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus