Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 33,34 juta orang bekerja paruh waktu atau freelancer per Agustus 2020. Angka ini naik 4,32 juta orang atau 26 persen (year-to-date/ytd).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini menunjukkan tren karir sebagai freelancer sedang berkembang" kata Wakil Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo, Dewi Meisari Haryanti, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 9 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok ini, kata Dewi, umumnya bekerja dengan skema kompensasi berdasarkan hasil, bukan berdasarkan waktu, sedang berkembang. Sementara menurut definisi BPS, kelompok tersebut adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu, tapi tak bersedia menerima pekerja lain.
Di sisi lain, Dewi juga menyoroti jumlah pekerja penuh waktu yang justru turun. Dari awal tahun sampai Agustus 2020, mereka yang bekerja penuh waktu mencapai 82,02 juta orang, turun 9,46 juta orang ytd.
Ini hanyalah satu dari tiga tren ketenagakerjaan yang dipantau Kominfo. Dua lainnya yaitu: partisipasi kerja perempuan tumbuh 1,3 persen ytd menjadi 53,13 persen dan pekerja sektor informal naik 4,5 persen ytd menjadi 60,47 persen.
Di sisi lain, Kominfo menyoroti sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 10,61 persen (year-on-year/yoy) pada triwulan III 2020. Sepanjang 2020, sektor ini juga tumbuh paling tinggi yaitu 10,42 persen ytd.
Maka dengan kedua kondisi ini, Dewi menyebut kelincahan beradaptasi sangat penting agar tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Menurut dia, gaya hidup dan gaya kerja digital menjadi bagian dari kenormalan baru yang perlu terus dibudayakan.
"Agar masa pandemi dapat menjadi momentum peningkatan produktivitas, kegesitan, dan daya saing bangsa," kata dia. Untuk itu, pemerintah akan terus mengalokasikan belanja negara untuk percepatan transformasi digital di sektor-sektor strategis.