Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jumlah Kurban Diperkirakan Berkurang, Pendapatan Kelas Menengah Menurun

Riset Institute for Demographic and Poverty Studies memperkirakan jumlah orang yang berkurban tahun ini menurun karena pendapatan kelas menengah turun

8 Juni 2024 | 07.00 WIB

Anak-anak melintas di depan hewan kurban yang dijual di atas trotoar di kawasan Johar Baru, Jakarta, Kamis 6 Juni 2024. Kurangnya pengawasan dan penataan dari pihak terkait menyebabkan kawasan tersebut menjadi kotor dan menjadi sumber kemacetan di kawasan tersebut. TEMPO/Subekti.
Perbesar
Anak-anak melintas di depan hewan kurban yang dijual di atas trotoar di kawasan Johar Baru, Jakarta, Kamis 6 Juni 2024. Kurangnya pengawasan dan penataan dari pihak terkait menyebabkan kawasan tersebut menjadi kotor dan menjadi sumber kemacetan di kawasan tersebut. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Tira Mutiara memproyeksikan jumlah orang yang berkurban dari kelas menengah-bawah tahun ini menurun. Menurut dia, kondisi ekonomi terkini ditambah banyaknya fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tingginya angka pengangguran menyebabkan pendapatan kelas menengah-bawah mengalami stagnasi, bahkan turun signifikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Sehingga masyarakat yang mampu berkurban tahun lalu, saat ini terdampak dengan fenomena tersebut tidak mampu berkurban lagi pada tahun ini," katanya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 7 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tira menyebut, potensi ekonomi kurban Indonesia tahun 2024 ini diperkirakan Rp 28,2 triliun, yang berasal dari 2,16 juta orang berkurban. Proyeksi tersebut naik dari tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp 24,5 triliun dari 2,08 juta orang berkurban. Artinya, ada kenaikan sekitar 80 ribu orang yang berkurban pada tahun 2024 ini.

Dari 2,16 juta keluarga muslim berdaya beli tinggi yang berpotensi ikut berkurban, kata dia kebutuhan hewan kurban terbesar adalah kambing-domba sekitar 1,21 juta ekor. Kemudian kebutuhan sapi-kerbau sekitar 587 ribu ekor.  

Dengan asumsi berat kambing-domba antara 20 sampai 80 kg dengan berat karkas 41 persen serta berat sapi-kerbau antara 250 sampai 750 kg dengan berat karkas 57 persen, maka potensi ekonomi kurban 2024 dari sekitar 1,79 juta hewan ternak ini setara dengan 117,2 ribu ton daging.

“Walaupun secara umum naik, namun data masyarakat muslim yang berpotensi menjadi pekurban kambing-domba dengan bobot 20-40 kg per ekor turun sekitar 7 persen, dari 734 ribu menjadi 709 ribu pekurban. Kelompok ini merupakan masyarakat kelas menengah,” tutur Tira.

IDEAS menemukan adanya tren kenaikan orang yang berkurban sapi-kerbau dengan berat sekitar 750 kg per ekor. Mereka ini berasal dari masyarakat kelas terkaya, yang naik sekitar 21 persen dari 63,9 ribu menjadi 77,6 ribu orang. 

"Fenomena turunnya pekurban masyarakat kelas menengah dan naiknya pekurban masyarakat kelas terkaya mengkonfirmasi kesenjangan ekonomi yang makin ekstrem di Indonesia," kata Tira.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus