Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Etalase Digital untuk Karya Tulis

KBM App memfasilitasi penulis buku untuk memasarkan karyanya. Ada penulis yang mampu meraup pendapatan Rp 60 juta per bulan.

13 November 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • KBM App menyatukan para penulis di platform KETIX dan KBM.

  • KBM App sudah mengumpulkan lebih dari 870 ribu pengguna, termasuk penulis buku.

  • Bagi hasil yang diberikan KBM App kepada penulis sudah mencapai Rp 12 miliar.

Tendi Murti punya satu impian: menerbitkan banyak buku dalam waktu bersamaan. Dia, yang tergila-gila pada dunia tulis-menulis, sudah membangun komunitas online yang berkembang menjadi penerbit bernama KMO Indonesia. Meski ada lebih dari 50 ribu penulis, komunitas itu hanya mampu menerbitkan maksimal tiga karya dari semua penulis buku per bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di tengah keterbatasan itu, Tendi membayangkan sebuah aplikasi yang bisa menjadi etalase karya para penulis, setidaknya sebelum terbit sebagai buku. Ide awal itu dia rancang beberapa tahun lalu bersama Dewa Eka Prayoga, rekanan bisnisnya di KMO Indonesia. “Kami membayangkan aplikasi yang bisa menjadi shortcut penulis untuk mengembangkan ide dan tes pasar,” ucap dia kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain bisa mengecek animo peminat, dia menganggap tulisan di aplikasi digital lebih menguntungkan karena penulis bisa menerima bagi hasil tanpa modal awal yang besar, misalnya untuk penerbitan buku pertama.

CEO dan Co-Founder KBM App, Tendi Murti. Dok. KBM App

Setelah meriset berbagai start-up serta aplikasi digital dengan konsep serupa di luar negeri, Tendi dan Dewa meluncurkan aplikasi digital bernama KETIX pada 2019. Anggotanya didominasi para penulis KMO. Visinya jelas, untuk mempertemukan penulis, pembaca, dan calon penerbit.

Mereka kemudian mengembangkan KETIX bersama Isa Alamsyah, penulis dan pendiri Komunitas Bisa Menulis (KBM), yang saat itu sudah memiliki 1,1 juta pengikut di Facebook. Bersama Isa, Tendi dan Dewa mengubah KETIX menjadi KBM App. “Kami luncurkan aplikasinya pada Mei 2020,” kata Tendi. Menurut dia, nama KETIX diganti menjadi KBM App agar para anggota lama KBM tak kebingungan dengan hasil kolaborasi dua komunitas ini.  

Hingga bulan ini, KBM App sudah mengumpulkan lebih dari 870 ribu pengguna. Ruang virtual para penulis itu terus berkembang menjadi komunitas literasi yang diisi sekitar 150 kelompok, itu pun yang tercatat secara resmi.

Aplikasi membaca dan menulis online, KBM App. Dok. KBM App

Tendi menyebutkan sudah ada 3.000 penulis buku di KBM App yang unggahan karyanya bisa menghasilkan uang, rata-rata Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per bulan. Survei internal mendapati sejumlah penulis KBM berpenghasilan hingga Rp 10 juta, bahkan ada yang menembus Rp 60 juta per bulan. “Sudah ada fitur menulis buku, fanboard untuk para fans yang ingin berkumpul, inbox antar-user, serta broadcast,” ujar dia.

Tendi memastikan aplikasinya menjaga tulisan di KBM dari upaya tangkap layar atau screenshot serta fitur copy-paste. Meski sudah menggaungkan literasi positif, misalnya tanpa unsur pornografi dan sejenisnya, tak jarang manajemen KBM App mendapati para pengirim karya yang nakal. “Tetap ada yang ngeyel ingin memasukkan unsur tersebut,” ucapnya. “Tapi perlahan-lahan kami bisa membangun sistem filter untuk itu. Ada 46 ribu tulisan yang kena banned.”

Hingga bulan lalu, nilai bagi hasil yang diberikan KBM App kepada penulis mencapai Rp 12 miliar. Tendi tak membeberkan pendapatan start-up bentukannya. Tapi dia memastikan para pengguna lebih diuntungkan. “Mereka terima 60-70 persen dari tulisan yang mereka terbitkan di aplikasi,” katanya.

Dia mengakui persaingan semakin ketat karena “paksaan” pada masa pandemi Covid-19. “Tahun lalu aplikasi edtech literasi baru ada beberapa saja, sekarang banyak yang sejenis dengan pendanaan yang luar biasa.”  

Sambil berunding dengan beberapa pemodal ventura, Tendi memastikan KBM App masih digerakkan oleh dana pribadi para pendirinya. Tapi, kata dia, KBM App akan berekspansi dari aspek produk, misalnya dari tulisan ke media visual. Ajakan kerja sama dari sejumlah rumah produksi kini bermunculan. “Target kami menjadikan KBM sebagai ekosistem untuk penulis buku, khususnya di era digital.”

YOHANES PASKALIS

 

 

# Profil

Nama perusahaan: PT Sembilan Sembilan Media

Awal berdiri: 14 November 2019 (pendirian PT), Mei 2020 (peluncuran aplikasi KBM)

Sektor usaha: jasa/media

Pendiri:

Isa Alamsyah (Founder, Advisor)

Dewa Eka Prayoga (Co-Founder, Advisor)

Tendi Murti (Co-Founder, Chief Executive Officer)

Risan Awaluddin (Co-Founder, Advisor)

Oki Maulana (Co-Founder, Chief Technical Officer)

Pendanaan: dirahasiakan

Alamat kantor utama: Jalan Kesambi Baru, Mawar Nomor 6A, Kecamatan Kesambi, Cirebon, Jawa Barat

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus