Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan berupaya menggandeng Korea Selatan untuk mengembangkan MRT Jakarta Fase 4. Tawaran ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada delegasi Negeri Gingseng di sela-sela 28th ASEAN Transport Minister Meeting yang digelar di Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sangat berharap Korea Selatan dapat berpartisipasi dalam pengembangan MRT Jakarta Fase 4 dan mengulang kerja sama baik yang pernah terjalin sebelumnya pada pengembangan LRT Jakarta fase pertama," ujar Budi Karya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Risal Wasal mengatakan MRT Jakarta Fase 4 akan dibangun dengan koridor timur-barat. MRT Fase 4 rencananya akan diintegrasikan dengan koridor utara-selatan yang sudah lebih dulu berdiri
Adapun menurut dia, setidaknya ada tiga usulan trase yang dikaji pada kajian awal MRT Jakarta Fase 4. Opsi pertama adalah Bandara Soekarno-Hatta sampai Jakarta International Stadium. Opsi kedua dari Pondok Gede sampai Joglo.
Kemudian opsi ketiga Taman Mini Indonesia Indah atau TMII sampai Fatmawati. isal menjelaskan, masing-masing usulan opsi lintas tersebut memiliki potensi dan kendalanya.
Meski begitu, ia menyampaikan kajian awal telah dilakukan oleh pelbagai pihak. Kajian awal ini untuk menyepakati opsi lintas yang akan ditawarkan kepada Korea Selatan.
"Berdasarkan kajian Multi-Criteria Analysis yang telah dilakukan, lintas yang paling memungkinkan untuk dibangun adalah lintas Fatmawati-TMII," tutur Risal.
Risal melanjutkan, lintas Fatmawati-TMII memiliki hambatan paling sedikit dan melewati banyak pusat kegiatan masyarakat. Dengan demikian ia berharap lintas itu dapat mengangkut lebih banyak orang dibandingkan opsi lintas lainnya.
Lebih lanjut, Risal menyampaikan MRT Jakarta Fase 4 untuk lintas Fatmawati-TMII ini akan dibangun secara melayang dan bawah tanah. "Koridor Fatmawati-TMII memiliki persentase jalan sempit sebanyak 31 persen sehingga jika dibangun secara melayang seutuhnya, akan memakan banyak sekali badan jalan," ucap Risal.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini