Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kemenko PMK Sebut Indonesia Butuh Rp 1,4 T untuk Percepatan Transformasi Ekonomi Biru

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Andie Megantara menyebut Indonesia memerlukan setidaknya Rp 1,4 triliun untuk mempercepat transformasi ekonomi biru

9 Agustus 2023 | 14.04 WIB

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy membetikan keterangan saat melaksanakan Salat Idul Adha 1444 Hijriah di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 28 Juni 2023. Muhammadiyah melaksanakan shalat Idul Adha 1444 Hijriah lebih awal dari ketetapan pemerintah. Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendy membetikan keterangan saat melaksanakan Salat Idul Adha 1444 Hijriah di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 28 Juni 2023. Muhammadiyah melaksanakan shalat Idul Adha 1444 Hijriah lebih awal dari ketetapan pemerintah. Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Andie Megantara menyebut Indonesia memerlukan setidaknya Rp 1,4 triliun untuk mempercepat transformasi ekonomi biru atau blue economy. Sementara saat ini, baru tersedia pembiayaan sekitar 20- 25 persen dari total kebutuhan.

"Masih diperlukan sumber pendanaan lain yang bersifat kolaboratif," kata Andie dalam acara Seminar Nasional Transformasi Peradaban Bahari Menuju Indonesia Emas 2045 yang disiarkan melalui YouTube Kemenko PMK pada Rabu, 9 Agustus 2023.

Andie menuturkan, Indonesia memiliki potensi bahari yang sangat besar secara ekonomi maupun geopolitik.

Potensi tersebut, di antaranya mangrove seluas 3,36 juta hektare; lamun seluas 1,78 hektare; terumbu karang 2,5 juta hektare; serta kawasan kawasan konservasi 28,9 juta hektare. Andie juga menyebut mega biodiversity menduduki urutan kedua setelah Brazil.

Sementara itu, lanjut Andie, ekspor perikanan Indonesia saat ini mencpai US$ 5,72 miliar.

"Berbekal optimalisasi bahari dan dalam rangka mencapai visi Indonesia emas 2045, kontribusi sektor bahari diperkirakan mencapai 12,5 persen dari PDB pada 2045," tutur Andie.

Lima program prioritas dalam transformasi blue economy

Adapun Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan kementeriannya memiliki lima program prioritas dalam transformasi blue economy.

Kelima program tersebut, yakni perluasan kawasan konservasi laut; penangkapan ikan terukur berbasis kuota; pengembangan budidaya laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan; pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; serta pembersihan sampah plastik di laut melalui partisipasi nelayan.

Pilihan editor: Menko PMK: Event GPDRR Buktikan Indonesia Sudah Keluar dari Pandemi Covid-19

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus