Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kementerian Pertanian Targetkan 3 Juta Hektare Sawah di Pemerintahan Prabowo

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pembukaan 3 juta hektare sawah di pemerintahan Prabowo-Gibran.

16 Agustus 2024 | 21.59 WIB

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, saat tiba di gedung F Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, dalam acara serah terima jabatan. Politikus Gerindra ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian hingga masa jabatan 2024 berakhir pada Oktober mendatang, menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat Harvic Hasnul Qolbi. TEMPO/Nandito Putra
Perbesar
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, saat tiba di gedung F Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, dalam acara serah terima jabatan. Politikus Gerindra ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pertanian hingga masa jabatan 2024 berakhir pada Oktober mendatang, menggantikan posisi yang sebelumnya dijabat Harvic Hasnul Qolbi. TEMPO/Nandito Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mengupayakan penambahan luas lahan panen sawah bisa terealisasi pada tahun 2025. Kementan saat ini juga sudah menyusun proposal penambahan luas lahan sawah untuk diterapkan pada masa pemerintahan presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Target yang kita susun untuk presiden terpilih akan menambah luas sawah seluas tiga juta hektar,” ujar Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, saat ditemui usai konferensi pers di Direktorat Jenderal Pajak, Jumat, 16 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia merinci, pembukaan tiga juta lahan sawah baru tersebut difokuskan di Merauke, Sumatera dan Jawa. “Untuk di Jawa lebih ke pemberdayaan lahan layak tanam, namun selama ini merupakan sawah tadah hujan” katanya.

Sudaryono mengatakan Indonesia berpotensi bisa mengurangi jumlah impor beras jika rencana tersebut terwujud. Dia memproyeksikan luas tanam padi bisa tembus 10 juta hektar dan indeks pertanaman rata-rata mencapai dua kali masa tanam dalam satu tahun. “Saat ini rata-rata indeks pertanaman kita masih 1,4 kali,” ujarnya.

Selain mengurangi volume impor beras, menurut dia, langkah tersebut bisa menjadi pijakan awal untuk mencapai ketahanan pangan. “Dulu dengan lahan yang ada saat ini, kita bisa swasembada pangan. Tentu ini juga dipengaruhi oleh populasi dan produktivitas,” katanya.

Selain membuka lahan baru, Sudaryono mengatakan Kementan juga menyusun program intensifikasi lahan yang ada. Salah satu kebijakan yang memungkinkan yakni dengan memperbaiki sistem irigasi dan membangun konstruksi di lahan rawa agar bisa ditanami di musim penghujan.

Politisi Partai Gerindra ini mengatakan ada satu juta lahan rawa yang bisa dikonversi menjadi lahan padi baru. Pada 2025 dia menargetkan konversi lahan rawa untuk bisa ditanami padi yakni seluas 360 ribu hektare. “Potensinya ada di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara,” katanya.

Sudaryono mengatakan akan membendung 360 ribu hektar lahan rawa agar tidak tergenang pada musim hujan. “Petani kita ada yang menanami lahan rawa, tapi itu hanya bisa dilakukan saat musim kemarau. Kami ingin dengan adanya infrastruktur, lahan rawa bisa lebih produktif,” katanya.

Kendati demikian, Sudaryono mengatakan realisasi usulan tersebut tergantung keputusan presiden terpilih. “Tapi saya meyakini Pak Prabowo punya fokus untuk ketahanan pangan dan meningkatkan produksi pangan,” katanya.

Nandito Putra

Lulus dari jurusan Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus