Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kenaikan Harga Tiket Pulau Komodo Resmi Ditunda Hingga 31 Desember 2022, Ini Sebabnya

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Zet Sony Libing mengonfirmasi pemberlakuan harga tiket masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar ditunda.

8 Agustus 2022 | 14.05 WIB

Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo ramai dikunjungi wisatawan pasca pelonggaran aturan Covid-19, Jumat 17 Juni 2022. TEMPO/MARTHA WARTA SILABAN
Perbesar
Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo ramai dikunjungi wisatawan pasca pelonggaran aturan Covid-19, Jumat 17 Juni 2022. TEMPO/MARTHA WARTA SILABAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Zet Sony Libing mengonfirmasi pemberlakuan harga tiket masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar ditunda. Ia mengatakan, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat memutuskan harga tiket kembali ke tarif lama sampai 31 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sehingga, mulai 1 Januari 2023 tiket masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar akan kembali naik sebesar Rp. 3,75 juta per orang. "Pemerintah provinsi akan melakukan sosialisasi lebih dalam lagi kepada semua pihak yang terkait," ujarnya kepada Tempo, Senin, 8 Agustus 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun Ketua Dewan Pewakilan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Kabupaten Manggarai Barat (DPD KNPI Mabar), Sergius Tri Deddy mengaku menyambut baik kebijakan tersebut. Namun, langkah itu tidak serta merta diterima sebagai sesuatu yang menyenangkan bagi masyarakat di Manggarai barat. 

Sebab, jauh lebih penting bagi masyarakat bukan soal penundaan, tapi pertimbangan nasib pariwisata jika kenaikan tarif dipaksakan berlaku. Apalagi belakangan sudah terlihat banyak wisatawan yang membatalkan perjalanan saat mengetahui kenaikan harga tiket masuk ke TN Komodo tersebut.  

"Dari sini kita menilai pemerintah daerah membuat kebijakan dengan kajian yang belum komprehensif dan konstruktik," ujar Sergius melalui keterangan tertulis, Senin, 8 Agustus 2022. 

Lebih jauh, Sergius menekankan pemerintah seharusnya melakukan riset, terutama soal aksesbilitas ekonomi wisatawan yang hadir, apakah didominasi oleh wisatawan kelas atas atau wisatawan kelas menengah ke bawah.

Pemerintah, menurut dia, harus bisa menunjukan data yang konstruktif untuk menggambar kebijakan yang dikeluarkan itu benar-benar realistis sesuai dengan kondisi ekonomi wisatawan yang berkunjung di Manggarai barat. 

"Jangan sampai pemerintah hanya mengejar target keutungan tanpa mengetahui kondisi rill wistawan yang hadir," ucapnya. Oleh sebab itu, kunjungan wisatawan serta penurunaan tingkat promosi turun karena harga tiket mahal.  

Soal harga tiket. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sebelumnya menyebutkan biaya sebesar Rp 3,7 juta merupakan total keseluruhan dari biaya konservasi berupa nilai jasa ekosistem selama satu tahun.

Angka tersebut, kata Sandiaga, diperoleh melalui rangkaian kajian dari para ahli. Nilai jasa ekosistem yang dimaksud adalah sumber daya alam yang menunjang keberlangsungan kehidupan makhluk hidup, seperti air, oksigen, sumber makanan, dan mencakup pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh wisatawan. 

Biaya tiket yang dikenakan pada wisatawan juga sudah termasuk dengan pemberian suvenir buatan masyarakat sekitar Pulau Komodo. "Kebijakan ini akan bisa menarik lebih banyak wisatawan yang menghargai upaya konservasi dan ikut membangun destinasi-destinasi lain di Nusa Tenggara Timur sebagai destinasi wisata unggulan," kata Sandiaga melalui keterangan resmi Kemenparekraf, Senin, 12 Juli 2022. 

Sandiaga pun melemparkan alternatif lain apabila masyarakat keberatan dengan tarif Pulau Komodo dan Pulau Padar yang baru. Menurut ada banyak destinasi lain di Labuan Bajo yang bisa menjadi andalan untuk dikunjungi wisatawan. Di Rinca, misalnya, wisatawan tetap bisa melihat satwa endemis komodo karena Rinca juga merupakan habitat terbesar komodo selain Pulau Komodo.

"Namun jika wisatawan ingin berkunjung ke Pulau Komodo untuk melihat komodo dengan muka yang sama (dengan di Rinca), mereka akan diminta untuk berkontribusi lebih untuk konservasi," ucap Sandiaga dalam dalam keterangannya seperti dikutip pada Selasa, 26 Juli 2022.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus