Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kepala Bappenas Cerita Pendapatan per Kapita RI Pernah Lampaui Cina, Lalu Tertinggal Jauh

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menceritakan bahwa Indonesia pernah melampaui Cina soal pendapatan per kapita, lalu tertinggal jauh hingga sekarang.

6 Juni 2023 | 10.26 WIB

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Suharso Monoarfa, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.
Perbesar
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappenas), Suharso Monoarfa, usai acara Diseminasi Hasil Program ARISE+ Indonesia di Jakarta pada Rabu, 17 Mei 2023. Tempo/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menceritakan bahwa Indonesia pernah melampaui Cina soal pendapatan per kapita (US$ per kapita). Hal itu, dia berujar, terjadi pada periode tahun 1975-1998. Seperti diketahui 1998 terjadi krisis moneter di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Tapi kemudian hanya berakhir sampai tahun 1998, setelah itu kita tertinggal oleh Cina. Jadi artinya kita dulu pernah di atas Cina tapi sekarang kita di bawah Cina,” ujar dia dalam acara FGD bersama Bappenas bertajuk Industri Maju, Rakyat Sejahtera, di Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Senin, 5 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan sekarang, Suharso melanjutkan, pendapatan per kapita Indonesia sedang dikejar Vietnam. Di mana pada tahun 1990 pendapatan per kapita Indonesia lima kali Vietnam, tapi sekarang hanya 1,1 kali dari negara ibu kota Hanoi itu.

Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia US$ 4.140 atau 5,9 persen dari pendapatan per kapita Amerika Serikat. “Kita ingin menjadi 20 persen dari pendapatan per kapita Amerika pada masa yang akan datang dan itu artinya naiknya 3,4 kali lipat,” tutur Suharso.

Selanjutnya: Namun, menurut dia, untuk menaikkan pendapatan ...

Namun, menurut dia, untuk menaikkan pendapatan per kapita, situasinya tidak cukup mudah. Karena sekarang Indonesia masih masuk di dalam lower middle income (US$ 1.086-US$ 4.255) atau sedikit lagi upper middle income (US$ 4.256-US$ 13.205) berdasarkan data Bappenas.

Lalu bagaimana jika membandingkan pendapatan per kapita Indonesia dengan Korea Selatan? Suharso menjelaskan antara tahun 1969-1977 pendapatan per kapita Indonesia itu 30 persen dari Korea Selatan. “Tapi tahun 2014-2021 menjadi 12 persen dari pendapatan per kapita Korea Selatan,” ucap dia.

Soal pendapatan per kapita itu, menurut Suharso, menjadi pekerjaan rumah Indonesia. “Kita senang kita menjadi negara hebat, tapi kita lihat hari ini, dengan negara-negara besar, kita beradu cepat dengan mereka,” kata Kepala Bappenas tersebut.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus