Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kepala SKK Migas Beberkan Potensi Besar LNG RI dari Aceh hingga Papua

Dari potensi yang sangat besar itu, SKK Migas akan mendesain jaringan pipa LNG untuk memenuhi kebutuhan sejumlah industri di Tanah Air.

23 November 2022 | 16.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Nusa Dua - Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan potensi gas bumi cair atau LNG di Indonesia sangat besar. Rencananya, SKK Migas akan mendesain jaringan pipa LNG tersebut untuk memenuhi kebutuhan sejumlah industri di Tanah Air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“LNG ada yang besar-besar seperti misalnya sekarang kita punya di Papua, Bontang, Sulawesi. Ke depannya kita akan punya proyek-proyek LNG cukup besar juga yaitu di Abadi Masela,” ujar Dwi pada acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center, Kuta, Bali pada Rabu, 23 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, Dwi melanjutkan, ada temuan di Andaman, Aceh Utara, yang memiliki gas bumi, termasuk juga menghidupkan kembali Arun LNG Plant.

Bisa menjamin kebutuhan energi

Dengan begitu, ia yakin berbagai temuan dan potensi gas bumi itu bisa mengamankan kebutuhan gas dalam negeri, sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk menjamin kebutuhan energi. “Jadi potensi Indonesia sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan LNG dunia nantinya,” kata dia.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap bahwa potensi gas bumi Indonesia cukup menjanjikan, dengan cadangan terbukti sekitar 41,62 triliun cubic feet (TcF).

Meski cadangannya tidak signifikan dibandingkan cadangan dunia, tapi Indonesia masih memiliki 68 cekungan potensial yang belum tereksplorasi yang ditawarkan kepada investor.

Selanjutnya: Berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022-2030...

Berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022-2030, Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dari lapangan migas yang ada. Dalam 10 tahun ke depan, Indonesia juga diperkirakan akan mengalami surplus gas hingga 1.715 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) yang berasal dari beberapa proyek potensial.

Produksi LNG akan digenjot

“Indonesia dapat mengoptimalkan peran LNG. Seperti yang diproyeksikan dalam Neraca LNG Indonesia, akan ada peningkatan produksi LNG pada tahun 2028,” tutur Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.

Proyek-proyek LNG tersebut, kata dia, antara lain Masela yang akan mulai berproduksi setelah pertengahan dekade ini dan Proyek IDD yang diharapkan dapat mendukung produksi LNG Bontang. Selain itu, wilayah kerja Andaman dan Agung yang diharapkan bisa berkontribusi dalam jangka panjang.

Tutuka juga memaparkan, produksi LNG Bontang tahun 2026 diperkirakan 27,7 kargo. Pada tahun berikutnya, produksi akan meningkat menjadi 56,2 kargo. Sejak selesainya ekspor LNG jangka panjang pada tahun 2025, semua produksi LNG belum terkontrak. 

“Sementara untuk produksi dari Blok Masela, diperkirakan pada tahun 2028, produksi LNG diperkirakan sekitar 149,2 kargo dan hingga tahun 2035 produksinya relatif stabil,” kata Tutuka.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini 

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus