Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memilih bertugas sebagai tentara ketimbang menteri. Sebab, menurut dia, hidup di dunia militer lebih menyenangkan dan memberi banyak warna.
"Enak jadi tentara, karena memang mimpi saya jadi pasukan khusus. Saya menikmati di tentara dengan rona-rona kehidupannya," ujar Luhut dalam wawancara bersama Radio Republik Indonesia (RRI), Sabtu, 2 Mei 2020.
Sebelum duduk di kursi pemerintahan, Luhut memang telah bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) selama 32 tahun. Alumnus Akademi Militer 1970 itu terakhir berpangkat terakhir sebagai Jenderal TNI.
Adapun sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI), Luhut berkisah hidupnya tak jauh-jauh dari pelajaran berharga. Saat menjadi prajurit, misalnya, ia mengaku dididik menjadi orang yang jujur dan disiplin.
Setelah menjadi komandan pun, ia harus memiliki sikap tegas, tidak asal berbicara, dan mesti selalu memberikan contoh yang baik bagi para prajuritnya. "Kalau mau jadi pemimpin yang baik intinya satu, ketauladanan," tutur jenderal berbintang empat ini.
Di sisi lain, untuk menjadi komandan, kata Luhut, impian tersebut bukan perkara mudah. Musababnya, ia mengakui hanya berasal dari keluarga biasa dengan ayah yang berprofesi sebagai seorang sopir.
Meski begitu, justru dari pelajaran ini, ia mewanti-wanti orang untuk tidak lagi berkecil hati. "Enggak usah keci hati kamu anak siapa. Karena bapak saya hanya sopir dan bapaknya Pak Presiden (Jokowi) juga tukang kayu," Luhut menasihati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini