Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta PT Pertamina (Persero) menyiapkan Kilang Cilacap memasok kebutuhan bahan bakar minyak nasional di tengah rencana shut down untuk perawatan besar (turn around) dan tie in ke unit baru Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur. Pertamina diminta mengantisipasi kurangnya pasokan karea shut down akan dilakukan dalam waktu dekat, berdekatan dengan pemilihan umum hingga bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 hijriah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tentu dari Kilang Cilacap ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan BBM yang tadinya dipenuhi oleh Kilang Balikpapan. Kami minta support dari Kilang Cilacap," kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati usai mengunjungi Kilang Cilacap pada Rabu, 7 Februari 2024, seperti dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 9 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kilang Balikpapan yang telah beroperasi sejak 1922 dan kini sedang diperluas, memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia. Berlokasi di Kalimantan Timur, kebanyakan BBM dipasok untuk kawasan Indonesia Timur.
Menurut Erika, tak hanya menggantikan peran Balikpapan yang akan perawatan besar, dia juga berharap Kilang Cilacap dapat mendukung kelestarian alam dengan menghasilkan BBM yang lebih ramah lingkungan. Pasalnya, kata dia, tingkat emisi di kawasan Jabodetabek sudah tinggi. Kilang Cilacap bersama Balongan di Indramayu merupakan pemasok BBM terbesar ke kawasan Jabodetabek
Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menilai Kilang Cilacap punya posisi strategis sebagai bagian dari Refinery Development Master Plan. Kilang Cilacap menurut politikus Nasdem itu, mampu memproduksi BBM dengan research octane number atau RON yang tinggi.
“Sebagaimana hari-hari ini kita disibukkan dengan persoalan-persoalan lingkungan, termasuk dalam hal BBM,” ucap Sugeng.
Pada kesempatan yang sama, BPH Migas meninjau salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU di Kecamatan Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah. Anggota Komite BPH Migas Eman Salman Arief menegaskan, mereka selalu mengingatkan kepada penyalur untuk memacu agar pendistribusian BBM tepat sasaran.
“Solar dan Pertalite dapat disalurkan dengan baik, sesuai dengan aturan yang ada,” katanya.
Dia juga mengingatkan pengawas SPBU agar selalu memantau aktivitas melalui kamera pengawas atau CCTV. “Setiap saat perlu dilakukan pengecekan CCTV, apakah itu saat pergantian shift, karena waktu operasional SPBU ini 24 jam. Kita harapkan pengawas ikut melihat rekaman. Apakah ada sesuatu yang menjadi perhatian SPBU ini untuk ditindaklanjuti."
ANNISA FEBIOLA