Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kontroversi Budi Waseso: dari Cicak - Buaya Hingga Ancam Spekulan

Budi Waseso kembali melontarkan pernyataan soal spekulan beras.

25 September 2018 | 09.42 WIB

Kepala BNN Irjen Heru Winarko (kiri) dan Komjen Budi Waseso (kanan) saat konferensi pers di BNN, Cawang, Jakarta Timur, 5 Maret 2018. Tempo/Fakhri Hermansyah
Perbesar
Kepala BNN Irjen Heru Winarko (kiri) dan Komjen Budi Waseso (kanan) saat konferensi pers di BNN, Cawang, Jakarta Timur, 5 Maret 2018. Tempo/Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bulog Budi Waseso kembali melontarkan pernyataan kontroversial. Dia mengancam akan menindak spekulan beras. Sekain itu, Budi Waseso juga mengatakan semestinya sebagai pria ia lebih tegas dibandingkan Menteri Susi Pudjiastuti. Bila tak sanggup memimpin Bulog, Budi bahkan melontarkan pernyataan bersedia dikebiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sebelum mengepalai Bulog, Budi Waseso berulang kali menjadi bahan pemberitaan. Berikut rangkumannya:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Cicak vs Buaya
Kalimat Cicak vs Buaya sebetulnya merebak dalam perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI. Pada 2009, KPK menyelidiki dugaan suap pada pencairan dana simpanan nasabah Bank Century, Budi Sampoerna, kepada Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Susno Duadji. Wakil Ketua KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah, dijadikan tersangka penyalahgunaan wewenang, yang kemudian dikenal dengan istilah "Cicak Vs Buaya".

Istilah itu berlanjut. Pada 2015, KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi. Budi Waseso yang saat itu baru diangkat menjadi Kabareskrim Polri, gantian menetapkan Bambang Widjojanto yang saat itu menjabat pimpinan KPK sebagai tersangka. Bambang disangka mengarahkan saksi memberikan keterangan palsu di sidang Mahkamah Konstitusi pada 2010. Peristiwa itu dikenal dengan istilah Cicak vs Buaya jilid III.

2. Buaya Penjaga Tahanan Narkoba
Saat memimpin Badan Narkotika Nasional, Budi Waseso mengusulkan buaya yang akan menjadi sipir tahanan narkoba. Dia geram dengan maraknya peredaran narkoba di Indonesia. “Buaya tidak bisa disogok, tidak bisa disuap,” katanya saat itu.

Budi Waseso serius dengan ide sipir buaya. Dia mengunjungi penangkaran buaya di Medan, Asam Kumbang, yang dihuni ribuan buaya. Ia juga berencana pergi ke tempat yang sama di Sulawesi dan Papua. “Saya akan mencari buaya paling buas,” katanya. Buaya-buaya itu akan ditempatkan di sebuah kolam yang di tengah-tengahnya berdiri penjara narkoba. Jadi, para tahanan yang mencoba kabur akan dicaplok buaya.

3. Ribut Impor Beras dengan Menteri Perdagangan
Budi Waseso kembali membuat kontroversi dengan menolak impor beras yang dilakukan Kementerian Perdagangan. Dia menyatakan gudang Bulog tak cukup untuk menyimpan beras impor. Budi Waseso bahkan mengusulkan agar kantor Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dijadikan gudang beras impor.

Enggartiasto menyatakan bukan urusannya soal gudang Bulog. Pernyataan itu dibalas Budi Waseso. "Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, matamu! Kan sama-sama negara," kata dia saat konferensi pers di gedung Bulog Rabu, 19 September 2018.

4. Mengancam Mafia Beras
Budi Waseso mengancam pengusaha yang mempermainkan komoditas beras sehingga mengganggu harga di pasaran. "Saya ini mantan Kabareskrim (Kepala Badan Reserse Kriminal), saya punya jaringan, jangan main-main sama saya," kata Budi Waseso, Senin, 24 September 2018.

Budi Waseso mengatakan ia sudah mengerti permainan beras di pasaran berdasarkan pengalamannya menangani kasus serupa saat menjadi aparat kepolisian. "Saya nggak mau bikin ramai, tapi kalau saya ditantang, saya buka benar-benar," ujarnya.

KARTIKA ANGGRAENI | FAJAR PEBRIANTO

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus