Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

KPPU Sebut Harga Bawang Putih Mahal karena Kualitas Impor Jelek, Faktor Cuaca Pemicunya

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebut harga bawang putih mahal karena kualitas impor jelek. Saat panen jelek karena hujan.

22 Mei 2024 | 07.53 WIB

Pekerja menimbang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024. Melansir data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin (4/3/2024), berbagai jenis bawang tercatat naik signifikan. Harga bawang merah naik sebesar 8,75 persen menjadi Rp36.770 per kilogram dan bawang putih bonggol naik 6,79 persen menjadi Rp41.670 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pekerja menimbang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin, 4 Maret 2024. Melansir data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin (4/3/2024), berbagai jenis bawang tercatat naik signifikan. Harga bawang merah naik sebesar 8,75 persen menjadi Rp36.770 per kilogram dan bawang putih bonggol naik 6,79 persen menjadi Rp41.670 per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Eugenia Mardanugraha alias Jeni mengatakan penyebab harga bawang putih mahal. Ia menyebut kualitas bawang putih impor dari Cina jelek karena hujan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kami menghimpun informasi mengenai apa yang menyebabkan harga bawang putih meningkat. Menurut keterangan dari importir bawang putih, sekarang barangnya bukan yang bagus sehingga memakan biaya cukup tinggi untuk menyimpannya," kata Jeni di Gedung KPPU, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 Mei 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sesampainya di Indonesia, bawang basah bisa mengalami penyusutan yang besar, maka perlu treatment khusus agar barang itu bisa disimpan lama. Sejauh ini, menurut Jeni, impor bawang putih baru dari Cina, 95 persen impor dan 5 persen perkebunan lokal. 

Anggota Perkumpulan Pengusaha Bawang Putih dan Umbi Indonesia (Pusbarindo) Bang Bang Santoso mengatakan kualitas bawang jelek karena cuaca buruk.

Dia juga mengatakan, selain kualitas bawang putih, realisasi impor yang disebabkan penerbitan Surat Penerbitan Impor (SPI) masih kurang karena importir masih memiliki stok barang. Bawang putih kualitas jelek itu disimpan bisa untuk waktu 6 bulan. 

"Nanti pertengahan Juni mereka bisa mengimpor kualitas yang bagus dan kami optimistis harganya akan turun," ujar Bang Bang di Gedung KPPU, Jakarta Pusat pada Selasa. "Cuaca (pemicu jeleknya bawang putih). Tahun 2023 memang cuaca enggak bagus pada saat mereka jemur karena hujan jadi otimatis kualitasnya kurang bagus."  

Selanjutnya: Izin impor yang diberikan pemerintah, dia memperkirakan, sekitar 50 ribu ton....

Izin impor yang diberikan pemerintah, dia memperkirakan, sekitar 50 ribu ton per bulan atau dalam setahun sekitar 500 sampai 600 ribu ton.

Stok bawang putih saat ini, dari hasil panen Cina pada 2023. Bang Bang berencana bakal impor lagi pada pertengahan Juni nanti. "Kalau kami impor harus dihitung, kualitas bagus kami impor banyak. Kalau jelek impor terlalu banyak nanti sampai sini dibuang," ujarnya.

Selain, cuaca, kurs dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang menguat juga menyebabkan harga bawang putih naik. Lantaran pembeliannya menggunakan dolar AS.

"Dolar kan pengaruh ya ke bawang putih. Kami impor acuannya dolar AS," ujarnya. 

Saat ditanya bagaimana kondisi perkebunan di Cina apakah sudah menggunakan pertanian moderen. Bang Bang menegaskan pihaknya tidak sampai melakukan pengecekan ke perkebunan.

Dikutip dari data Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Selasa, 21 Mei 2024 harga bawang putih rata-rata nasional mencapai Rp 42.860 per kilogram. Jika dilihat data selama seminggu, harga itu stabil di kisaran Rp 40 ribu per kilogram.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus