Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Arequipa, Peru pada 12-14 Mei 2024 kembali membahas Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik atau Free Trade Area of the Asia Pasific (FTAAP). Hal tersebut dianggap relevan di tengah kondisi perekonomian dunia saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di forum tersebut, Indonesia menekankan, upaya mengatasi perbedaan masing-masing ekonomi menjadi hal utama jika ingin pembentukan FTAAP terwujud. “Kami menekankan pentingnya kerja sama dalam mengatasi berbagai perbedaan di antara Ekonomi APEC, terlebih mengingat perbedaan prioritas dan tingkat pembangunan,” kata Direktur Perundingan Antarkawasan dan Organisasi Internasional Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Reza Pahlevi Chairul melalui keterangan tertulis pada Kamis, 16 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam dialog-2 yang mengusung topik A New Look at the FTAAP: How to Advance the FTAAP Agenda, Reza selaku pimpinan delegasi Indonesia di Komite Perdagangan dan Investasi atau Committee on Trade and Investment (CTI), menyampaikan pentingnya aspek fleksibilitas, pendekatan yang berimbang, dan upaya kerja sama di antara Ekonomi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik dalam pembahasan pembentukan FTAAP.
Menurut Reza, mulanya, FTAAP diinisiasi Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC) pada 2004 atau satu dekade lalu di Chile. Dua tahun kemudian, dalam pertemuan APEC di Vietnam pada 2006, rencana mewujudkan Pasar Bebas Asia Pasifik itu mulai dikaji. Sayangnya, pembahasan soal FTAAP kian lesap.
Baru di keketuaan Peru di APEC 2024 ini FTAAP kembali mendapat ruang. Menurut Reza, Peru sebagai tuan rumah, menginisiasi sejumlah rangkaian dialog mengenai FTAAP dalam pertemuan CTI sepanjang 2024. “Di tengah polarisasi dan fragmentasi ekonomi global saat ini, Ekonomi APEC sedang menghadapi tantangan yang jauh berbeda dibandingkan saat pertama kali wacana pembentukan FTAAP diangkat,” tutur dia.
Reza menyebut dalam pertemuan di Peru ajang tukar pandangan soal usulan isu-isu pada sistem perdagangan internasional yang donamis dan kontribusi pada kawasan regional berstandar tinggi serta komprehensif.
Sebagai forum ekonomi berprinsip kesepakatan yang berbasis konsensus dan tidak mengikat, APEC, menurut Reza menjadi tempat yang ideal untuk menyalurkan dan mengembangkan berbagai ide inovatif. “Selain program peningkatan kapasitas dan mekanisme pertukaran informasi, para Ekonomi APEC juga sedang mempertimbangkan berbagai gagasan untuk memajukan agenda FTAAP, termasuk pembahasan isu-isu perdagangan dan investasi masa depan.”