Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Kurang Taji Membendung Produk Impor

Aturan social commerce tak cukup untuk membendung banjir produk impor. Daya saing produk dalam negeri perlu ditingkatkan.  

29 September 2023 | 00.00 WIB

Pengunjung melihat kain dalam pameran produk "China Homelife Indonesia" yang diikuti sekitar 700 suplier asal Cina di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, 17 Maret 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pengunjung melihat kain dalam pameran produk "China Homelife Indonesia" yang diikuti sekitar 700 suplier asal Cina di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, 17 Maret 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Menteri Perdagangan menuding platfom social commerce melakukan praktik predatory pricing.

  • Banjir produk impor terjadi setelah Indonesia meratifikasi China-ASEAN Free Trade Area.

  • Dalam jangka panjang, yang dibutuhkan adalah peningkatan daya saing produk dalam negeri.

SEPANJANG pagi kemarin, Harahap terus berdiri di depan lapaknya menjajakan tas. Pedagang di lantai 3 Blok A Pasar Tanah Abang itu mengatakan, sejak masa Lebaran lewat, jumlah pengunjung pasar turun drastis. Kondisi itu mengakibatkan omzet hariannya ikut terjun bebas. 

“Bahkan turun 40 persen dibanding saat pandemi Covid-19 lalu,” ujar pria yang telah 10 tahun berjualan di Pasar Tanah Abang itu ketika ditemui di kiosnya. 

Kala pertama kali berdagang di sana, Harahap ingat bisa mengantongi omzet hingga Rp 4 juta per hari. Namun nominal pendapatan itu terus terkikis seiring dengan maraknya perdagangan berbasis daring. “Untuk dapat Rp 1 juta sudah susah, dapat Rp 500 ribu sudah syukur.” Belakangan, dagangannya semakin tidak laku lantaran masyhurnya TikTok Shop. 

Harahap menilai harga barang yang dijual di media sosial itu tak bisa disaingi oleh para pedagang Pasar Tanah Abang. Sebab, harga jual di TikTok Shop lebih rendah dari modal para pedagang. Sebagai contoh, tas dagangan Harahap yang modalnya Rp 120 ribu bisa dijumpai seharga Rp 85-89 ribu di TikTok.

Ia tak menampik bahwa barang dagangannya juga berasal dari impor. Tapi produk itu ia beli dari importir besar. “Kalau di TikTok sepertinya belanja langsung dari sana (negara asal impor),” ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus