Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Setelah Dugaan Manipulasi Dua Emiten

BEI mendorong emiten meningkatkan tata kelola yang baik setelah ada dugaan manipulasi laporan keuangan Waskita Karya dan Wika.

30 Juni 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • BEI mendorong para emiten meningkatkan tata kelola yang baik atau good corporate governance (GCG).

  • BEI melakukan klarifikasi kepada emiten sekaligus memintanya menyampaikan perkembangan progres perbaikan.

  • Terdapat celah-celah yang rawan dijadikan obyek manipulasi dalam laporan keuangan.

JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong para emiten meningkatkan tata kelola yang baik atau good corporate governance (GCG). Dorongan tersebut dilakukan setelah muncul dugaan manipulasi laporan keuangan oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, berujar bahwa wewenang otoritas dalam hal ini adalah mengklarifikasi emiten sekaligus meminta emiten menyampaikan perkembangan progres perbaikan yang tengah dilakukan. Adapun investigasi kini tengah dilakukan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 

“Ada satu emiten yang sudah melakukan perubahan atau restatement atas laporan keuangan akibat penyajian atau perbedaan standar akuntansi yang dianut dan akan menimbulkan perubahan dari sisi angka,” ujar Nyoman dalam konferensi pers virtual, Rabu lalu. Dia memastikan bursa akan senantiasa mengawal perkembangan investigasi yang dilakukan serta mendorong transformasi tata kelola dan transparansi dari kedua emiten tersebut.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada 5 Juni lalu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan dugaan manipulasi laporan keuangan di Waskita Karya dan Wijaya Karya. Menurut dia, pelaporan keuangan Waskita dan Wika tidak sesuai dengan kondisi riil. Artinya, dilaporkan seolah-olah untung bertahun-tahun, padahal cashflow tidak pernah positif.

Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek jalan tol PT Waskita Karya Tbk di Kalimalang, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Kementerian BUMN pun menyelidiki dugaan manipulasi laporan keuangan baik WSKT maupun Wijaya Karya. Kartika menuturkan berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk soal perbedaan penyajian dan standar akuntansi. “Bisa jadi ada perbedaan persepsi mengenai akuntansi. Contoh, di Waskita pernah ada pendapatan masa depan dari penjualan jalan tol yang diakui di masa kini. Nah, nanti kami teliti konsep-konsep akuntansi ini menyalahi aturan atau tidak,” ucapnya.

Menurut Kartika, Kementerian BUMN telah mengevaluasi dengan pengawasan ketat dan berlapis, termasuk memantau kinerja akuntan publik independen yang dipilih hingga mengoptimalkan peran komisaris. “Kami akan melanjutkan audit dan melihat apa motivasinya kalau memang benar melakukan manipulasi.”

Dosen akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Ahmad Amin, mengatakan dibutuhkan bukti-bukti penguat untuk menunjang dugaan manipulasi laporan keuangan oleh Waskita dan WIKA. Dia menjelaskan bahwa terdapat celah-celah yang rawan dijadikan obyek manipulasi dalam laporan keuangan, khususnya yang terkait dengan pengukuran kinerja perusahaan. “Paling sering adalah kecurangan di akun pengakuan pendapatan, seperti mengubah prinsip pengakuan pendapatan, atau mengubah kebijakan dan waktu pengajuan pendapatan,” ucapnya. 

Pengakuan pendapatan memberi kesempatan luas dan alternatif yang memudahkan untuk memanipulasi laporan keuangan, terlebih beberapa metode pengakuan pendapatan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Dia mencontohkan kasus memoles laporan keuangan yang juga pernah dilakukan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dalam laporan keuangan 2018. Perusahaan mencatat laba bersih yang salah satunya ditopang oleh kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi. Kerja sama itu terkait dengan aktivitas pemasangan iklan dalam pesawat. Hingga akhirnya diketahui bahwa laba itu berasal dari pendapatan perusahaan yang sebenarnya masih belum terealisasi atau menjadi piutang.

Pesawat Garuda Indonesia di Terminal 3 Soekarno-Hatta, Tanggerang, Banten. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini



Adapun, berdasarkan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan yang belum terealisasi dapat sah dilakukan, terlebih jika pelaporannya menggunakan basis akrual. “Boleh, tapi harus disajikan dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian dan harus disampaikan dalam catatan atas laporan keuangan,” kata Amin. 

Menurut dia, terdapat sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kejanggalan atau kecurangan dalam pengakuan pendapatan dalam laporan keuangan. Di antaranya menganalisis saldo dan hubungan antarsaldo dalam laporan keuangan, mencari perubahan pendapatan yang tidak biasa dan saldo piutang dari periode ke periode atau melakukan analisis tren, hingga mencari perubahan yang tidak biasa pada siklus pendapatan dari satu periode ke periode lainnya.

Amin menambahkan, jika laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya, akan membawa dampak kerugian, utamanya bagi investor. “Karena investor pasti menggunakan laporan keuangan sebagai bahan analisis fundamental dan penting untuk mengambil keputusan. Misalnya, kalau dalam saham, apakah melakukan aksi jual atau beli. Kalau ini keliru, investor merugi,” ucapnya. 

Merespons dugaan manipulasi laporan keuangan, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengatakan manajemen senantiasa mengacu pada ketentuan perundangan yang berlaku dalam setiap penerbitan laporan keuangan. Adapun Sekretaris Korporasi WIKA, Mahendra Vijaya, mengatakan setiap langkah perbaikan yang menjadi arahan Kementerian BUMN akan dilaksanakan pihaknya.

GHOIDA RAHMAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus