Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Jepang resmi menandatangani perjanjian pinjaman lunak atau loan agreement senilai 140,699 miliar Yen atau sekitar Rp 14,5 triliun. Pinjaman ini digunakan untuk proyek pembangunan MRT Jakarta jalur Timur-Barat fase satu tahap satu yang meliputi Tomang-Medan Satria. Perjanjian pemberian pinjaman ditandatangani pada Senin, 13 Mei 2024 di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penandatanganan dilakukan Direktur dan Risiko Kementerian Keuangan RI Suminto dan Chief Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Office Yasui Takehiro. Bagaimana skema dan alur pencairan pinjaman dana dari JICA kepada pemerintah Indonesia untuk pembangunan proyek MRT Jakarta ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Weni Maulina membeberkan skema pencairan dana pinjaman yang telah disepakati antara pemerintah Indonesia dan Jepang. "Nanti ada persiapan loan effectiveness lewat pemerintah pusat, dari pemerintah pusat akan meneruskan loan tersebut kepada pemerintah kota DKI Jakarta," katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.
Setelah proses persiapan itu selesai dilakukan antara pemerintah pusat dan pemerintah kota, keduanya melakukan urusan administrasi. Apabila administrasi sudah selesai, pinjaman tersebut sudah bisa dianggap efektif dan pencairan pinjaman bisa dilakukan.
Wina menyatakan JICA tidak serta-merta mengirimkan dana pinjaman tersebut ke Indonesia. "Mekanisme pinjaman kedua negara ini bukan berarti uangnya langsung dikirim ke pemerintah Indonesia dan ke MRT Jakarta," ujarnya.
Weni menjelaskan, setelah administrasi pinjaman dianggap sudah efektif, MRT Jakarta bertugas mencari kontraktor dan konsultan. Pencarian kontraktor dilakukan lewat pengadaan yang menyesuaikan aturan dari JICA selaku pemberi pinjaman. "Kontraktor dan konsultan mulai bekerja, di situ nanti ada invoicing (penagihan faktur). Dari invoice-invoice itu akan ditagihkan kepada pihak JICA lewat verifikasi di pemerintah Indonesia, baik pusat maupun daerah," ucap Weni. Setelah bukti pembiayaan itu diverifikasi, JICA langsung mengirimkan dana pinjaman kepada kontraktor dan konsultan sesuai progres dan jumlah tagihan.
Rencananya, lelang fase 1 tahap 1 akan dilakukan akhir 2024 ini dan ditargetkan selesai pada 2031. Sementara untuk groundbreaking, MRT Jakarta menargetkan bisa dilakukan pada Agustus 2024.
Pembangunan Jakarta Metropolitan MRT jalur Timur hingga Barat fase 1 tahap 1 direncanakan meliputi wilayah Tomang-Medan Satria sepanjang 24,5 kilometer dengan total 21 stasiun terdiri dari 13 stasiun layang di segmen Tomang-Grogol dan Cempaka Baru-Medan Satria. Kemudian, 8 stasiun bawah tanah di segmen Roxy-Galur, termasuk 5,9 kilometer jalur akses menuju depo at grade di area Rorotan.