Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menuturkan program strategis penanganan jalan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur akan berfokus pada penambahan kemantapan jalan, penyelesaian program konektivitas jalan perbatasan, dan penyiapan infrastruktur pendukung IKN. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Timur Junaidi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tingkat kemantapan jalan di Kalimantan Timur saat ini masih yang paling rendah di seluruh Indonesia yaitu sebesar 79 persen," kata Junaidi seperti dikutip dari situs Kementerian PUPR, Kamis, 23 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleh sebab itu, semua kontrak pekerjaan akan berupa kontrak tahun jamak agar terus berkelanjutan. "Sehingga bisa mencapai target pada tahun 2024 yaitu kemantapan jalan di atas 90 persen,” tuturnya.
Kementerian PUPR menargetkan tingkat kemantapan jalan pada 2024 di Provinsi Kalimantan Timur dapat mencapai di atas 90 persen. Upaya ini sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kualitas jalan di Kalimantan Timur.
Hal ini disampaikan pada saat kunjungan kerja Komisi V DPR ke Kutai Timur, Kalimantan Timur pada 20 Desember hingga 21 Desember 2021. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras mengapresiasi program-program yang telah direncanakan oleh Kementerian PUPR dalam rangka meningkatkan kualitas jalan di Kalimantan Timur, khususnya Kutai Timur.
Andi menyebutkan, sebagai kota penyangga Ibu Kota Negara, Kutai Timur diharapkan dapat perlakuan khusus untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur, khususnya di bidang infrastruktur jalan. Ia berharap pembangunan dan preservasi jalan, konektivitas antar wilayah di Kalimantan Timur nantinya bisa menjadi lebih lancar.
Dengan begitu, konektivitas antar wilayah pun, menurut dia, bisa jadi lebih baik dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kalimantan Timur.
Dalam kunjungan kerja itu dilakukan peninjauan di dua lokasi yaitu jalan akses Pelabuhan Keminyakan dan Jalan Simpang (Sp.) 3 Lempake – Sp.3 Sambera – Santan.
Nantinya pekerjaan konstruksi jalan akses Pelabuhan Keminyakan berupa jembatan pile slab dengan panjang 895 meter dan lebar 3,5 meter. Pekerjaan konstruksi akan dilakukan pada tahun 2022-2024 dengan biaya Rp 220 miliar.
Junaidi menjelaskan, jalan akses dibangun untuk mendukung fungsi Pelabuhan Keminyakan agar dapat mempercepat pergerakan keluar masuk barang di Kutai Timur. "Sehingga dapat menekan biaya kebutuhan pokok di kota Sangatta dan sekitarnya yang sebelumnya menggunakan pelabuhan di Kota Bontang,” ucapnya.
Adapun untuk pekerjaan preservasi Jalan Sp. 3 Lempake – Sp.3 Sambera – Santan dilakukan karena selama dua tahun terakhir jalan tersebut mengalami banyak kerusakan yang disebabkan oleh banyaknya genangan air di jalan sehingga jalan menjadi cepat retak.
Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh lumpur sedimen dari lokasi-lokasi pertambangan yang mengalir ke jalan saat hujan dan menutup saluran-saluran air di sekitar jalan. "Kita sudah membuat shortcut sepanjang 4 km di dua lokasi yang sudah tembus ke sungai agar jalan tidak kebanjiran pada saat hujan," kata Junaidi.
Langkah pertama yang akan dilakukan adalah berfokus menguras drainase, kemudian dinaikkan badan jalannya dan dibeton. Jalan Sp. 3 Lempake – Sp.3 Sambera – Santan yang memiliki total panjang 52,71 km berfungsi sebagai jalan penghubung kota-kota di Kalimantan Timur menuju Bandara Udara Samarinda dan sebagai jalan penghubung menuju kilang minyak Bontang dan Tanjung Santan.
Pekerjaan preservasi Jalan Sp. 3 Lempake – Sp.3 Sambera – Santan di IKN baru itu sudah mulai dilaksanakan sejak Juni 2021 dan ditargetkan selesai pada Desember 2023 dengan biaya sebesar Rp 227 miliar.
BISNIS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.