Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Longspan LRT Jabodebek Disebut Salah Desain: Ridwan Kamil Bela, Menteri PUPR Bantah

Ridwan Kamil bela longspan LRT Jabodebek yang disebut salah desain. Menteri PUPR juga ikut membantah.

9 Agustus 2023 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Longspan LRT Jabodebek disebut salah desain. Hal itu pertama kali disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Menurut pria yang akrab disapa Tiko, jembatan LRT tersebut salah desain karena tidak dites sudut kemiringannya sehingga kereta tidak bisa melaju dengan kecepatan tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiko berpendapat kereta LRT Jabodebek seharusnya bisa melaju dengan kecepatan normal apabila tikungan jembatan tersebut dibangun melebar. Adapun longspan LRT itu dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota dan memiliki panjang 148 meter. Jembatan lengkung LRT ini memiliki radius lengkung 115 meter dan bisa menahan beban beton seberat 9.688,8 ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erick lantas meluruskan pernyataan wakilnya. Menurut dia, maksud dari wakilnya adalah lekukan pada lintasan LRT Jabodebek itu tidak mudah. "Perlu ada perbaikan dan itu sudah dilakukan sebenarnya. Jadi, bukannya sekarang belum baik," ujar Erick. 

Dia menjelaskan, perbaikan itu telah dilakukan sebelum uji coba lekukan tersebut. Menurut Erick, longspan tersebut susah dan tanpa sambungan. "Buktinya begini, kalau takut, Pak Presiden (Joko Widodo alias Jokowi) saja sudah naik tiga kali," tutur Erick.

Artinya, lanjut dia, Pak Presiden ingin memastikan keselamatan para penumpang. Dia juga ingin masyarakat merasa aman dengan LRT Jabodebek. Lebih jauh, dia menceritakan pengalamannya menaiki LRT Jabodebek. Erick menilai, perjalanan dengan moda transportasi tersebut bagus karena halus dan suaranya tidak bising.

"Tapi perlu perbaikan, antara pintu kereta dengan pintu akses belum nyambung karena ini perlu sinkronisasi sistem," ujar dia.

Menteri PUPR: semua oke

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga membantah anggapan jembatan lengkung bentang panjang alias longspan LRT Jabodebek salah desain. Menurut Basuki, konstruksi longspan yang menyambungkan area Gatot Subroto dan Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan itu sudah sesuai rencana.

“Jadi semua oke. Karena, coba bayangkan, (kalau) dari Warung Buncit ke Rasuna Said itu kan 90 derajat, kalau misalkan mau dilengkungkan panjang, hotel-hotel harus habis semua,” ujar Basuki Hadimuljono kepada wartawan saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta pada Senin, 7 Agustus 2023.

Desain longspan ini membuat LRT yang akan melintas harus melambat hingga 28 km/jam dari kecepatan normal 80 km/jam. Namun, Basuki beranggapan konstruksi LRT masih masuk dalam koridor keselamatan transportasi.

“Kalau di tikungan itu 20 kilometer per jam ya wajar, kan. Mau kecepatan berapa lagi? Wong di lurus saja cuma 30-40 kilometer per jam,” kata Basuki. Ia juga mengatakan kalau semua kereta api pasti akan melambat di tikungan.

Pengurangan kecepatan LRT tak berpengaruh banyak

Basuki juga beranggapan pengurangan kecepatan LRT di jalur tersebut tidak berpengaruh banyak pada perjalanan LRT Jabodebek. “Ya memang (waktu tempuhnya berkurang) berapa menit, sih? Kan bisa diambil dari pas perjalanan lurus. Kalau di situ hilang 3 menit, kan bisa dipercepat yang lurus 3 menit. Apa salahnya?” ucapnya.

Lebih jauh Basuki juga menerangkan bahwa meskipun LRT Jabodebek berada di bawah ranah Kementerian Perhubungan, jembatan lengkung tersebut sudah lulus uji Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yang berada di bawah Kementerian PUPR.

Ridwan Kamil: diramaikan tanpa melihat konteks

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut hal itu diramaikan tanpa melihat konteks. “Kadang suka diramai-ramaikan tanpa melihat konteksnya kayak urusan LRT yang melengkung, ini jawaban saya sederhana,” kata dia, Senin, 7 Agustus 2023.

Ridwan Kamil membela desain tersebut. “Itu kalau lengkungannya lebih besar, itu harus ada pembebasan gedung-gedung yang mahal, akhirnya membuat LRT itu tidak bisa berjalan dengan baik,” kata dia.

Ia mengatakan tidak ada yang salah dengan desain longspan LRT Jabodebek tersebut.  “LRT itu cuma menurunkan kecepatannya saja, gak ada masalah,” kata dia. 

Menurut dia berbeda situasinya jika area tempat pembangunan longspan tersebut awalnya lahan kosong. “Karena situasinya membangun di eksisting yang sudah banyak gedung tinggi. Bedakan kalau LRT itu misalkan di lahan kosong, bebas, jadi melengkungnya enak,” kata dia.

LRT Jabodebek: sudah dapat sertifikat

Di sisi lain, Kepala Divisi LRT Jabodetabek dari PT KAI (Persero) Mochamad Purnomosidi ketika dimintai tanggapan soal kritik terhadap longspan LRT Jabodebek, Purnomosidi hanya merespons singkat saja. “Saat ini sudah keluar sertifikat dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ),” ujar dia melalui pesan pendek pada Sabtu, 5 Agustus 2023.

KKJTJ merupakan instansi yang bertugas membantu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam penanganan keamanan dan keandalan jembatan dan terowongan jalan. 

Di dalam komite tersebut terdapat para ahli jembatan baik dari unsur akademisi, praktisi, profesional, maupun birokrat yang bertugas melakukan evaluasi. Tujuannya untuk keamanan jembatan dan terowongan jalan dari segi desain dan pelaksanaan konstruksi agar memenuhi standar yang berlaku.

SULTAN ABDURRAHMAN | RANDY FAUZI FEBRIANSYAH | AHMAD FIKRI | MOH. KHORY ALFARIZI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus