Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menelusuri kendala yang dialami LRT Jabodebek. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal menyebut pihaknya menggandeng konsultan internasional Systra untuk mempercepat pemulihan pelayanan yang sempat terganggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami ingin fokus pada solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi, sehingga pemenuhan headway 7,5 menit dapat segera terwujud," kata Risal melalui keterangan tertulis, Sabtu, 18 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Risal, saat ini proses pembubutan roda berlangsung. Pihak operator bahkan menambah mesin bubut untuk mempercepat proses perbaikan roda. Ia pun berharap upaya penanganan itu segera rampung.
Selain melakukan pembubutan roda, kata Risal, penanganan dilakukan dengan memperhalus profil permukaan dan memberi cairan lubricant pada rel LRT Jabodebek. “Alhamdulillah pasca dilakukan grinding dan pelumasan ini, sudah tidak ditemukan aus pada roda sehingga trainset (TS) yang beroperasi saat ini dalam kondisi aman dan tidak perlu dilakukan penggantian," ujar dia.
Ihwal kondisi aus pada roda LRT Jabodebek, Risal mengklaim kasus serupa pernah terjadi di negara lain, seperti Athena dan Kolombia. Upaya penanganan yang dilakukan pun sama. "Jadi, kami pastikan saat ini LRT Jabodebek sudah dalam kondisi aman,” tutur Risal.
Lebih lanjut, Risal mengatakan pihaknya bakal terus mengupayakan penambahan trainset untuk mengakomodasi penumpang agar dapat terlayani dengan lebih baik dan lebih cepat. Pasalnya, kata Risal, banyak masyarakat yang masih mendukung pergeseran dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
"Ini terlihat dari lonjakan penumpang KRL Jabodetabek pada stasiun-stasiun yang terintegrasi LRT Jabodebek, seperti Stasiun Sudirman dan Stasiun Cawang, sebesar 35 persen sejak LRT Jabodebek dioperasikan," ujar dia.
Sebelumnya, dalam laporan Koran Tempo pada Kamis, 16 November 2023, disebutkan bahwa sejumlah titik di jalur LRT Jabodebek diketahui mengalami kerusakan. Merujuk pada dokumen bertajuk "Rapat Evaluasi Kinerja Pengoperasian LRT Jabodebek" yang diperoleh Tempo, Tim DJKA Kementerian Perhubungan bersama konsultan eksternal menemukan serbuk besi (dalam dokumen disebut gram) di beberapa titik pada rel LRT. Serbuk besi tersebut diduga memicu korsleting pada sejumlah komponen wesel atau percabangan rel.
Tim pemeriksa belum memastikan penyebab munculnya serbuk besi pada rel LRT, tetapi berasumsi ada lima kondisi penyebab. Kelima kondisi penyebab tersebut, yakni penggunaan material roda dan rel yang tak sesuai dengan stress material selama masa operasi LRT Jabodebek, ketidaksesuaian antara profil roda dan rel, perilaku bogie (perangkat roda) menahan lengkung ketika kereta membawa beban, getaran berlebih pada lengkung yang menghasilkan gesekan berlebih, serta tekanan berlebih pada roda dan bogie serta pada lengkung bagian luar.
Masalah lebar rel yang terlalu sempit dan tak sesuai dengan aturan ini, seperti ditulis Koran Tempo, 27 Oktober lalu, diduga menjadi penyebab utama keausan pada roda kereta ringan. Ausnya roda belasan kereta itu membuat Divisi LRT Jabodebek PT KAI harus mengandangkan 17 rangkaian untuk menjalani pembubutan roda, bulan lalu. Namun, diketahui belakangan, PT KAI tak sekadar membubut, tapi juga memesan 1.000 unit roda baru dari PT Industri Kereta Api Indonesia (Persero) atau Inka.
RIRI RAHAYU | YOHANES PASKALIS