Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan nilai ekonomi digital di Indonesia pada tahun 2022 yang sebesar US$ 77 miliar menunjukkan begitu besarnya potensi pasar di dalam negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini juga memperlihatkan bagaimana ketahanan ekonomi di Tanah Air sebagai salah satu yang terbaik di antara negara-negara anggota G20 yang tengah dirundung perlambatan ekonomi global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Negara ini bukan negara ecek-ecek,” kata Luhut pada konten kreator aplikasi TikTok pada kegiatan tersebut di acara TikTok Southeast Asia Impact Forum di Jakarta, Kamis, 15 Juni 2023. Di dalam acara itu juga terdapat CEO TikTok Shou Zi Chew.
Selain nilai ekonomi digital, Luhut juga menyebutkan indikator surplus perdagangan dalam 36 bulan terakhir. “Dalam 36 bulan terakhir, ekspor kita selalu surplus, kita masih sesuai target untuk mencapai status negara maju pada tahun 2035," tuturnya seperti dikutip dari siaran pers.
Dari sejumlah data pencapaian itu, Luhut meminta agar para pembuat konten atau content creator untuk lebih bangga akan Indonesia. “Anda sekalian generasi muda Indonesia perlu bangga dengan negara ini," ujarnya.
Meskipun ada sejumlah masalah yang muncul dalam perjalanan pembangunan, menurut Luhut, hal itu masih dalam batas kewajaran. "Tentu kita menghadapi permasalahan di sana-sini, tapi di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia berjalan dengan baik pada delapan tahun terakhir,” katanya.
Selanjutnya: Dalam kesempatan itu, Luhut juga menyebutkan...
Dalam kesempatan itu, Luhut juga menyebutkan ketahanan ekonomi Indonesia dicapai melalui lima pilar, yaitu industrialisasi, digitalisasi, interkoneksi, distribusi ekonomi, dan dekarbonisasi.
“Digitalisasi ini membuat pemerintahan ini lebih transparan, itu tujuannya. Dengan digitalisasi meminimalisir kemungkinan sogok-sogok, sehingga akan membuat generasi anda (konten kreator TikTok Indonesia) lebih baik dari generasi sebelumnya,” kata Luhut.
Ia pun menyebutkan sejumlah program digitalisasi yang dikembangkan pemerintah, yaitu e-catalog yang membuat pengeluaran pemerintah lebih efisien dan transparan.
Sebagai contoh, Simbara yang meningkatkan kualitas data pertambangan, Simirah yang meningkatkan efisiensi distribusi minyak goreng, NLE (National Logistic Ecosystem) meningkatkan efisensi pelabuhan dan konektivitas, serta OSS sebagai upaya percepatan proses investasi.