Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Luhut Temui John Kerry, Tagih Janji Pendanaan Transisi Energi Amerika

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menemui John Kerry untuk menaging janji Amerika Serikat.

14 April 2023 | 16.25 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungannya ke Washington DC antara lain bertemu dengan Utusan Khusus Presiden AS untuk iklim John Kerry, Presiden World Bank David Malpass, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, dan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva. Ia juga bertemu dengan pimpinan sejumlah perusahaan AS seperti Apple, Tesla, Starlink, dan Chevron. Pertemuan itu di antaranya membahas isu lingkungan hingga investasi. Instagram
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungannya ke Washington DC antara lain bertemu dengan Utusan Khusus Presiden AS untuk iklim John Kerry, Presiden World Bank David Malpass, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, dan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva. Ia juga bertemu dengan pimpinan sejumlah perusahaan AS seperti Apple, Tesla, Starlink, dan Chevron. Pertemuan itu di antaranya membahas isu lingkungan hingga investasi. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan baru saja menemui United States Special President Envoy for Climate H.E John Kerry. Ia mengatakan pertemuannya itu bertujuan untuk menaging pemerintah Amerika Serikat soal janji investasi transisi energi  melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Inilah tujuan dari kunjungan saya ke Amerika Serikat kali ini. Kami semua kembali mengingatkan Amerika bahwa pada bulan Februari yang lalu, kami resmi meluncurkan Sekretariat JETP Indonesia," tutur Luhut dalam akun Instagram resminya pada Jumat, 14 April 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan Indonesia sebagai negara berkembang memiliki potensi untuk menjadi contoh bagi negara lain dalam mencapai ekonomi yang berkelanjutan. Pasalnya Indonesia memiliki emisi rendah di tengah krisis iklim yang sedang terjadi. 

Dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa dan sebagai perekonomian terbesar di Asia Tenggara, kata dia, Indonesia terus berusaha meningkatkan kesejahteraan penduduk. Upaya itu dilakukan melalui industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Meskipun seringkali industrialisasi diikuti dengan kenaikan emisi, Luhut menilai Indonesia punya sumber daya yang cukup untuk menunjang pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Indonesia juga berperan penting dalam dekarbonisasi global.

Untuk mempercepat berbagai rencana jangka pendek hingga panjang tersebut, ia menyatakan pemerintah berupaya menggandeng sejumlah pihak untuk mendukung sejumlah skenario transisi energi. Salah satu langkah yang sudah ditempuh pemerintah adalah menjalin kemitraan pendanaan JETP.

Luhut menjelaskan sekretariat tersebut akan banyak bekerja sama dengan para pemangku kepentingan penting lainnya, baik dari sektor pemerintahan maupun swasta. Kolaborasi ini nantinya akan merancang Rencana Investasi Komprehensif (CIP). 

Ia menuturkan rancangan CIP mencakup berbagai hal, mulai dari identifikasi Portofolio Program JETP. Misalnya, pensiun dini pembangkit listrik, pengembangan EBT dan peningkatan nilai rantai serta kebijakan kunci yang akan mempercepat implementasi program ini.

Di sisi lain, ada juga rencana percepatan upaya transisi seperti penyebaran jalur transmisi dan jaringan. Lalu rencana percepatan pengembangan EBT atau baseload dan VRE dan peningkatan nilai rantai EBT atau manufaktur EBT di Indonesia.

"Ini jalan yang akan kami tempuh untuk segera mewujudkan berbagai target yang telah ditentukan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.

Luhut mengaku memiliki harapan yang besar bahwa kedatangannya ke Amerika kali ini mampu merealisasikan akselerasi penyusutan emisi karbon di Indonesia. Ia juga berharap langkah tersebut dapat sekaligus menyelaraskan pertumbuhan dan keberlanjutan ekonomi negeri ini.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus