Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Maskapai penerbangan mempertahankan harga tiket pesawat untuk angkutan liburan Natal dan tahun baru. Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Pikri Ilham Kurniansyah, menegaskan bahwa perseroan tidak akan menaikkan harga tiket pada masa liburan akhir tahun. "Pokoknya tidak boleh naik. Kami beri kesempatan masyarakat untuk memanfaatkan masa liburan ini," kata dia di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Pikri, harga tiket Garuda tidak akan melampaui ketentuan Menteri Perhubungan tentang tarif batas atas dan tarif batas bawah. Dia pun meminta agen tiket tidak menaikkan harga secara sepihak. Pikri mengancam agen yang menyalahi ketentuan ini akan masuk "daftar hitam" perseroan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pikri memperkirakan pada masa libur akhir tahun ini volume penumpang naik 3 persen dibanding hari biasa. Garuda menetapkan periode angkutan libur akhir tahun pada 20 Desember 2019 sampai 6 Januari 2020. Maskapai pelat merah ini menyiapkan 967 ribu kursi reguler dan menyiapkan 2.495 kursi penerbangan tambahan. Ada 139 unit pesawat yang disiapkan dari tipe Boeing 777-300 dengan kapasitas 393 orang dan Airbus A330-900 berkapasitas 314 orang.
"Kami menggunakan pesawat berbadan lebar agar lebih efektif." Pesawat berbadan lebar tersebut akan melayani rute padat, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Manado, Denpasar, dan Yogyakarta.
Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin lalu, Direktur Operasi Garuda Indonesia, Bambang Adisurya Angkasa, mengatakan perusahaannya mengalami tekanan akibat tingginya harga bahan bakar dan sepinya jumlah penumpang menjelang akhir tahun ini. Garuda pun terpaksa menutup sejumlah rute, antara lain ke Jambi, Batam, dan Sulawesi Utara, karena jumlah penumpang tak sebanding dengan biayanya.
Lion Air Group juga berupaya mempertahankan tarif. "Tarif kami upayakan masih terjangkau atau berada di bawah koridor tarif batas atas," kata Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihartono, kemarin.
Untuk liburan akhir tahun ini, Lion Air mengoperasikan 64 unit Boeing 737-900ER dengan 215 kursi kelas ekonomi, 38 unit Boeing 737-800NG yang memiliki 189 kursi kelas ekonomi, serta 3 unit Airbus 330-300 yang berisi 440 kursi kelas ekonomi. Danang mengatakan akan ada armada khusus untuk liburan akhir tahun. "Termasuk pesawat terbaru Airbus 330-900NEO untuk mengantisipasi jika ada lonjakan permintaan," kata dia. Danang memperkirakan lonjakan jumlah penumpang terjadi di rute Jakarta-Medan, Jakarta-Kupang, Jakarta-Manado, Jakarta-Denpasar, Jakarta-Makassar, Jakarta-Ambon, Surabaya-Makassar, dan Surabaya-Manado di penerbangan domestik serta rute Jakarta-Singapura untuk penerbangan luar negeri.
Untuk menekan biaya maskapai dan menahan kenaikan harga tiket pada akhir tahun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Pertamina (Persero) meredam harga avtur yang dia anggap terlampau tinggi. "Mengingat pada Natal dan tahun baru akan banyak masyarakat yang ingin bepergian dengan pesawat," kata dia. Budi juga mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk menyelesaikan persoalan ini.
Menurut Budi, harga avtur di Jakarta lebih tinggi 25 persen dibanding di Singapura. Harga avtur di beberapa daerah pun lebih tinggi karena persoalan distribusi. Karena itu, Budi mengusulkan penentuan area sub-hub distribusi avtur agar biaya yang ditanggung maskapai bisa ditekan. Menurut dia, daerah yang harga avturnya tidak terlalu tinggi, seperti di Bali, Makassar, dan Palembang, menjadi sub-hub pengisian avtur bagi pesawat yang melintasi area sekitarnya. YOHANES PASKALIS | EKO WAHYUDI | FERY FIRMANSYAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo