Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lama berkecimpung di dunia investasi membuat Claudia Kolonas paham akan portofolio yang aman dan prospektif. Menurut dia, instrumen investasi, seperti deposito, reksa dana, dan saham, sudah banyak dipilih. Tapi ada aset konvensional yang sangat baik dan cenderung ditinggalkan karena dianggap kurang progresif: emas. “Padahal emas memiliki potensi imbal hasil yang bagus dan cenderung aman,” kata dia kepada Tempo, Rabu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Claudia, salah satu yang membuat emas kurang diminati investor modern adalah transaksi yang konvensional dan menyita waktu. Karena itu, Claudia bersama rekannya, Richard Chua, terpikir untuk mempersingkat dan mempermudah transaksi emas dengan sentuhan teknologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2018, Claudia dan Richard mendirikan Digiemas, platform digital yang memudahkan masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk emas dan instrumen derivatif lain. Setahun kemudian, namanya berubah menjadi Pluang.
Melalui aplikasi Pluang, masyarakat bisa menjadi investor emas dengan mudah. Calon investor cukup mendaftarkan diri pada aplikasi Pluang yang telah tersedia di semua sistem operasi telepon seluler, seperti iOS dan Android. Modal yang bisa disetor dimulai dari belasan ribu rupiah. “Ada anggapan investasi emas itu kuno, hanya untuk orang tua. Tapi bukan berarti tidak bisa dibuat jadi lebih modern,” kata Claudia yang berstatus sarjana biologi molekuler dari Occidental College, Los Angeles, Amerika Serikat.
Selain memudahkan transaksi emas, Pluang menjamin aset yang dimiliki investor disimpan di tempat yang aman, seperti gudang khusus. Pluang juga terafilisasi dengan PT PG Berjangka yang sudah memiliki legalitas dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan.
Ihwal potensi pengguna, Claudia mengatakan ceruk pasar yang disasar Pluang cukup besar. Menurut dia, hanya 4 persen dari 140 juta pengguna telepon seluler yang memiliki produk investasi. Dari jumlah tersebut, kata dia, sebagian besar masuk pada produk investasi populer, seperti perbankan. “Emas, meski kuno, kalau dimudahkan bisa menyasar milenial. Investor senior juga bisa tertarik dengan kemudahan ini,” kata Claudia.
Menurut Claudia, dalam setahun terakhir, harga emas sudah naik lebih dari 45 persen. Selain itu, kata dia, investasi emas cukup bertahan pada saat wabah virus corona merajalela. Orang-orang, kata dia, banyak yang beralih ke emas lantaran tidak akan tergerus inflasi yang disebabkan oleh mandeknya roda perekonomian. Melansir riset Bank of America, harga emas berpotensi terus melesat dari Rp 876 ribu per gram menjadi hingga Rp 1,5 juta per gram tahun ini.
Setelah dua tahun beroperasi, Claudia menargetkan Pluang mencetak transaksi lebih dari 1 juta kali. “Tumbuh 1.000 persen dalam beberapa bulan terakhir,” katanya. Claudia dan timnya bakal menggiatkan promosi mengingat perusahaannya sempat mengganti nama dagang. Selain itu, dia berniat memperbanyak produk investasi selain emas.
Kemudahan pembayaran juga terus dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan GoPay. “Dengan ekosistem Gojek yang sangat besar itu, tentu akan mengembangkan skala bisnis kami dan penetrasi inklusi keuangan masyarakat,” katanya.
Melalui Go-Ventures, Gojek juga sudah menyuntikkan dana investasi seri A sebesar US$ 3 juta kepada Pluang pada tahun lalu. Managing Director GoPay, Budi Gandasoebrata, mengatakan pembelian emas di platform Pluang akan diintegrasikan dengan kanal GoInvestasi Gojek. Calon investor juga bisa bertransaksi dengan menggunakan saldo GoPay untuk pembelian emas mulai dari 0,01 gram saja. “Investasi sedang tren saat ini. Karena itu, untuk memberi kenyamanan pengguna, emas kami dijamin oleh PT Kliring Berjangka Indonesia,” kata Budi. ANDI PUTRA
Memperbesar Peluang Investasi Emas
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo