Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

26 April 2024 | 07.09 WIB

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat kunjungan pemantauan harga bahan pokok di Pasar Anyar, Bogor, Jawa Barat pada Senin, 18 Maret 2024. Tempo/Novali Panji
Perbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat kunjungan pemantauan harga bahan pokok di Pasar Anyar, Bogor, Jawa Barat pada Senin, 18 Maret 2024. Tempo/Novali Panji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas menyebut neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 4,47 Miliar pada Maret 2024. Zulhas menyebut tren itu terjadi secara beruntun untuk 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Surplus neraca perdagangan di Maret 2024 lebih tinggi dari surplus bulan sebelumnya yang hanya mencapai US$ 0,83 miliar dan bulan yang sama tahun lalu tercatat sebesar US$ 2,83 miliar. Peningkatan surplus perdagangan ini didorong surplus nonmigas sebesar US$ 6,51 miliar dan defisit migas US$ 2,04 miliar,” kata Zulhas melalui keterangan tertulis pada Rabu, 24 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zulhas mengatakan negara-negara mitra dagang, seperti Amerika Serikat (AS), India, Filipina, Jepang, dan Belanda menyumbang surplus perdagangan terbesar selama Maret 2024 yang totalnya mencapai US$ 4,58 miliar. Sedangkan penyumbang defisit perdagangan terdalam adalah Singapura, Australia, Thailand, Arab Saudi, dan Korea Selatan yang totalnya mencapai US$ 1,56 miliar.

Secara kumulatif, neraca perdagangan selama periode Januari sampai Maret 2024 disebut surplus sebesar US$ 7,31 miliar yang terdiri dari surplus nonmigas US$ 12,41 miliar dan defisit migas US$ 5,10 miliar. "Capaian surplus kumulatif tersebut lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 12,11 miliar," ucap Zulhas.

Kinerja ekspor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$ 22,43 miliar. Nilai ekspor ini menguat 16,40 persen dibanding bulan lalu (MoM) dan menurun 4,19 persen dibanding Maret tahun sebelumnya (YoY).

Selanjutnya: Zulhas menyebut peningkatan nilai ekspor pada Maret 2024....

Zulhas menyebut peningkatan nilai ekspor pada Maret 2024 tersebut didorong peningkatan ekspor nonmigas sebesar 17,12 persen dan migas 5,62 persen dibandingkan Februari 2024 (MoM).

“Kinerja ekspor nonmigas Maret 2024 secara bulanan terbilang baik karena mencatatkan pertumbuhan positif pada seluruh sektor," katanya.

Pada Maret ini, ekspor sektor industri pengolahan naik signifikan sebesar 21,45 persen, ekspor sektor pertanian naik 16,08 persen, dan sektor pertambangan naik 2,45 persen (MoM). Peningkatan harga beberapa komoditas andalan Indonesia di pasar internasional seperti emas, minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, dan kakao disebut mendongkrak ekspor nonmigas Indonesia.
   
Beberapa produk utama ekspor nonmigas dengan peningkatan signifikan pada Maret 2024, di antaranya logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) yang melonjak 206,58 persen. Kemudian barang dari besi dan baja (HS 73) naik 58,80 persen, tembakau dan rokok (HS 24) naik 28,28 persen, besi dan baja (HS 72) naik 27,06 persen, serta kakao dan olahannya (HS 18) naik 26,41 persen (MoM).

Dia mengatakan Tiongkok, AS, dan India menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$ 8,72 miliar dengan kontribusi sebesar 41,22 persen terhadap ekspor nonmigas nasional.

Selanjutnya: Peningkatan kinerja ekspor nonmigas Indonesia di Maret ini.... 

Peningkatan kinerja ekspor nonmigas Indonesia di Maret ini (MoM) didorong naiknya permintaan dari sejumlah negara mitra dagang seperti Swiss (257,58 persen), Singapura (72,26 persen), Kamboja (71,96 persen), Arab Saudi (64,01 persen), dan Bangladesh (63,67 persen). 

Di sisi lain, ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara justru turun (MoM). Penurunan terjadi untuk ekspor ke Spanyol (40,31 persen), Jerman (26,96 persen), dan Thailand (0,05 persen).

Ditinjau dari kawasannya, peningkatan ekspor nonmigas Indonesia (MoM) terjadi ke Asia Tengah (144,63 persen), Karibia (119,42 persen), Afrika Barat (56,82 persen), Eropa Timur (47,53 persen), dan Eropa Barat (40,13 persen). Sementara itu, beberapa kawasan tujuan ekspor justru menunjukkan penurunan ekspor nonmigas yang signifikan (MoM), antara lain, Afrika Timur (22,67 persen), Eropa Selatan (14,71 persen), dan Eropa Utara (14,02 persen).

“Ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa kawasan seperti Asia Tengah, Karibia, Afrika Barat, dan Eropa Timur meningkat signifikan pada Maret 2024," ujarnya.

Zulhas menyebut hal itu menunjukkan pasar nontradisional memiliki potensi untuk peningkatan ekspor nonmigas bagi Indonesia. 

Selanjutnya: Secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang periode Januari sampai Maret 2024....

Secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang periode Januari sampai Maret 2024 mencapai US$ 62,20 miliar atau turun sebesar 7,25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ekspor tersebut akibat melemahnya ekspor nonmigas sebesar 7,53 persen dan migas yang turun 2,81 persen (YoY) sejalan dengan lemahnya permintaan dari negara mitra dagang Indonesia dan perlambatan perdagangan global yang masih berlangsung.

Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar US$ 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan Februari 2024. Penurunan kinerja impor di Maret 2024 dipicu turunnya impor nonmigas sebesar 5,34 persen dan naiknya impor migas sebesar 11,64 persen (MoM). Secara tahunan, nilai impor Maret 2024 lebih rendah 12,76 persen dibandingkan Maret 2023 (YoY).

Di sisi lain, pelemahan impor tersebut disebabkan penurunan permintaan impor pada seluruh golongan penggunaan barang. Kontraksi terdalam dialami impor barang modal yang nilainya turun 11,26 persen, diikuti bahan baku atau penolong yang turun 0,73 persen dan barang konsumsi yang turun 0,69 persen (MoM). 

Salah satu barang modal dengan penurunan impor terdalam adalah laptop, termasuk komputer pangku (notebook), dan komputer sublaptop (subnotebook) yang turun 71,60 persen (MoM). Bahan baku penolong dengan penurunan impor signifikan, antara lain bensin (motor spirit) tanpa timbal dengan RON di atas 90 dan di bawah 97, dicampur selain etanol; peluru; gandum selain gandum durum dan biji-bijian gandum dan tidak layak untuk dikonsumsi manusia; serta kokas dan semi kokas dari batu bara dan kondensat.
 
Impor barang konsumsi yang turun (MoM), antara lain van dengan kapasitas silinder melebihi 2.000 cc tetapi tidak melebihi 2.500 cc, mobil dengan kapasitas silinder melebihi 2.500 cc, serta mesin cuci dengan pengering dengan kapasitas 6–10 kg.

Selanjutnya: Beberapa produk utama impor nonmigas Indonesia dengan penurunan terdalam....

Beberapa produk utama impor nonmigas Indonesia dengan penurunan terdalam secara bulanan pada Maret 2024 ini, antara lain barang dari besi dan baja (HS 73) yang turun 37,67 persen, perabotan dan alat penerangan (HS 94) turun 30,95 persen, plastik dan barang dari plastik (HS 39) turun 27,75 persen, filamen buatan (HS 54) turun 27,01 persen, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) turun 19,71 persen (MoM).

Sementara itu, buah-buahan (HS 08) menunjukkan kenaikan impor terbesar pada Maret 2024 sebesar 117,91 persen; diikuti kapal, perahu, dan struktur terapung (HS 89) yang naik 42,25 persen; susu, mentega, dan telur (HS 04) naik 36,63 persen; perangkat optik, fotografi, dan sinematografi (HS 90) naik 34,31 persen; serta pulp dari kayu (HS 47) naik 28,32 persen (MoM).

Berdasarkan negara asalnya, impor nonmigas Indonesia didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan dengan total pangsa 45,01 persen dari total impor nonmigas Maret 2024. Negara utama asal impor dengan penurunan terdalam pada Maret 2024 adalah Swedia yang turun 22,95 persen, diikuti Tiongkok turun 22,76 persen, Inggris turun 18,46 persen, Malaysia turun 17,59 persen, dan Thailand turun 16,64 persen (MoM).

Secara kumulatif total impor Indonesia selama periode Januari–Maret 2024 mencapai US$ 54,90 miliar atau turun 0,10 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 54,95 miliar. Penurunan impor periode Januari sampai Maret 2024 disebabkan penurunan impor nonmigas sebesar 1,57 persen dan kenaikan impor migas sebesar 8,13 persen (YoY).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus