Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kementerian Pariwisata berupaya menarik kembali kunjungan kapal pesiar asing.
Dua pengelola kapal pesiar asal Singapura sudah didekati.
Kapal pesiar Amerika ingin berlayar ke wilayah Indonesia bagian timur.
JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya menarik kembali kunjungan kapal pesiar asing ke Indonesia pada masa pemulihan ekonomi. Menteri Pariwisata Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan destinasi wisata prioritas selalu dipromosikan kepada penyedia kapal pesiar layaknya promosi terhadap maskapai penerbangan. “Karena pasca-pandemi, industri cruise (kapal pesiar) mulai bergeliat,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Pariwisata baru saja membuka peluang kunjungan dari dua pengelola kapal pesiar terbesar di Singapura, yakni Royal Caribbean dan Resorts World Cruises. Menurut Sandiaga, kedua perusahaan itu akan menawarkan paket pelayaran pelesir ke Indonesia pada Juli mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapal-kapal pesiar tersebut menawarkan berbagai titik persinggahan yang berada di sekitar destinasi Pulau Bali, Pulau Batam, Pulau Bintan, Surabaya, Pulau Belitung, serta Pulau Lombok.
Kapal Cruises Genting Dream, yang dikelola Resorts World, menawarkan 1.700 kamar, sedangkan kapal Royal Caribbean Cruises menyediakan 4.800 kamar. “Pemerintah akan memberikan kemudahan, termasuk regulasi dalam upaya menarik kunjungan cruise,” tutur Sandiaga.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menemui pengelola cruise Singapura, Royal Caribbean dan Resorts World Cruises di Singapura, 1 Juni 2022. Dok. Kemenparekraf
Selain ke negeri tetangga, Sandiaga menyebutkan, promosi Indonesia meluas ke benua jauh, termasuk ke Amerika, yang dianggap sebagai kiblat industri kapal pesiar. Perhelatan Seatrade Cruise Global di Florida, Amerika Serikat, pada akhir April lalu menjadi salah satu peluang pemasaran yang dikejar tim Kementerian Pariwisata.
“Banyak cruise dunia yang berpusat di Amerika ingin berlayar ke pelabuhan Indonesia timur, seperti Labuan Bajo, Banda Neira, Parepare, maupun Sorong,” kata Sandiaga. Bila merujuk pada catatan Kementerian Pariwisata ihwal kunjungan kapal pesiar, terdapat setidaknya 14 pelabuhan kapal pesiar di Indonesia yang tersebar hingga ke Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Barat.
Pada 2015, arus kunjungan wisatawan via kapal pesiar hanya berkisar 200 ribu orang. Jumlahnya meningkat hingga sekitar 401 ribu orang pada 2019. Sementara itu, potensi wisatawan pengguna kapal pesiar di kawasan Asia-Pasifik dan Australia mencapai 4 juta orang.
Kapal pesiar Norwegia, Viking Sun meninggalkan Pelabuhan Benoa di Bali, 9 Maret 2020. ANTARA/Fikri Yusuf
Dalam keterangan tertulis, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, menyebutkan pasar wisata kapal pesiar sudah di depan mata. Namun persinggahan untuk pelancong asing harus dipromosikan secara lintas lembaga. “Kami akan berkoordinasi terkait dengan perizinan, terutama dengan Kementerian Perhubungan,” katanya.
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, IGP Wira Kusuma, sebelumnya menyebutkan turis yang sudah divaksin lengkap bebas masuk ke Indonesia tanpa karantina melalui 20 pintu, baik bandara maupun pelabuhan laut. Hingga awal bulan lalu, pemerintah sudah memulihkan kebijakan visa on arrival untuk 60 negara. “Permintaan wisata ke Indonesia termasuk yang tinggi.”
Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, mengatakan sebagian besar agen pelesir mulai menjual kembali paket perjalanan dengan kapal pesiar. “Sebagian untuk pesiar ke luar negeri (yang dekat), seperti ke Singapura, atau yang jauh, seperti ke Alaska. Namun ada juga yang inbound atau jualan paket menuju destinasi di Indonesia,” ucap Pauline, kemarin.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo