Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Beras Impor Tiba Saat Panen Raya

Beras impor pesanan Bulog tiba bertahap di Indonesia. Hanya 500 ribu ton yang pasti diimpor dari kuota impor 2 juta ton.

18 April 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Beras impor Bulog mulai tiba di Indonesia.

  • Badan Pangan Nasional akan meninjau ulang impor bila Bulog optimal menyerap beras dalam negeri.

  • Kebijakan impor beras di tengah panen raya dianggap tidak berpihak kepada petani.

JAKARTA - Beras impor tambahan yang dipesan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dari empat negara mulai datang sejak kemarin. Beras impor tersebut akan datang bertahap hingga mencapai total 500 ribu ton hingga akhir Juni 2023. "Hari ini (kemarin) kapal pertama masuk," ujar Kepala Divisi Pengadaan Pangan Lain Bulog, Yayat Hidayat Fatahillah, dalam sebuah diskusi daring, kemarin, 17 April 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yayat mengatakan pembelian 500 ribu ton beras dari Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan tersebut menjadi tahap awal dari kuota impor yang diberikan pemerintah sebesar 2 juta ton. Pasokan beras impor ini diperlukan untuk mengisi gudang cadangan beras Bulog yang kini hanya terisi 280 ribu ton beras. Padahal Bulog setidaknya harus menguasai 640 ribu ton beras untuk disalurkan dalam program bantuan sosial pangan selama tiga bulan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah memutuskan menyalurkan bansos pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat. Artinya, setiap bulan, Bulog harus menyalurkan sekitar 210 ribu ton beras kepada masyarakat penerima program tersebut. Bantuan tahap pertama telah disalurkan bulan ini, meski cadangan beras Bulog kian menipis. Di sisi lain, perseroan juga harus menguasai cadangan beras untuk menggelar operasi pasar apabila dibutuhkan.

"Impor 500 ribu ton ini penting untuk penguatan bantuan pangan dan cadangan beras pemerintah," kata Yayat. Ia berujar beras-beras itu akan terus berdatangan hingga akhir Juni. Menurut dia, perseroan tidak bakal langsung menggunakan semua kuota impornya lantaran pada saat yang sama panen raya masih berlangsung di Tanah Air. Karena itu, impor akan dilanjutkan setelah adanya evaluasi dari pemerintah.

Pekerja melakukan bongkar muat beras dari Thailand di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 13 Februari 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Penyerapan Beras Bulog di Dalam Negeri Masih Terbatas

Pemerintah menugasi Bulog mengimpor 2 juta ton beras hingga akhir tahun setelah melihat jumlah cadangan beras pemerintah yang kian menurun di bawah angka ideal. Bulog mesti menguasai cadangan beras setidaknya 1,2-1,5 juta ton untuk bisa disalurkan dalam program-program pemerintah. Meski panen raya mulai bergulir di berbagai daerah, serapan beras Bulog hingga 15 April lalu masih terbatas. Sejak Januari hingga April 2023, Bulog baru bisa menyerap 222 ribu ton beras.

Penyerapan di dalam negeri itu, kata Yayat, masih terbatas salah satunya karena harga gabah petani masih berada di atas harga pembelian pemerintah Rp 5.000 per kilogram. Berdasarkan catatan Bulog, harga gabah kering panen di tingkat petani sebesar Rp 5.837 per kilogram pada awal tahun dan turun menjadi Rp 5.274 per kilogram pada Maret lalu, yang diprediksi menjadi puncak panen. Walaupun turun, harga itu masih di atas HPP.

Untuk bisa menguasai cadangan beras 1,2 juta ton pada akhir tahun, Bulog perlu menyerap beras sebesar 2,4 juta ton selama 2023, dengan asumsi rencana penyaluran untuk operasi pasar 1,3 juta ton dan bantuan pangan sekitar 640 ribu ton. Angka tersebut belum memperhitungkan kemungkinan program bansos beras diperpanjang tiga bulan lagi oleh Presiden Joko Widodo.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa, mengatakan arahan penambahan bansos telah disampaikan Jokowi secara lisan. Karena itu, sekarang Bapanas telah bersurat kepada Kementerian Koordinator Perekonomian agar ada pembahasan bersama para pemangku kepentingan mengenai kebutuhan pasokan beras bila program tersebut diperpanjang.

Untuk saat ini, Bapanas meminta Bulog berfokus segera mendatangkan 500 ribu ton beras impor lebih dulu untuk bisa memenuhi kebutuhan program pemerintah. Sembari impor itu, pemerintah akan meninjau pengadaan beras Bulog di dalam negeri. Kalau nantinya penyerapan Bulog sesuai dengan harapan dan cadangan beras pemerintah bisa diisi sesuai dengan target, sisa kuota impor 1,5 juta ton tidak perlu direalisasi.

Pekerja mengangkut beras di kompleks Pergudangan Bulog Kelapa Gading, Jakarta, 6 April 2023. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

"Kami review bagaimana penyerapan CBP (cadangan beras pemerintah) dari dalam negeri. Kalau pengisian CBP dalam negeri ada potensi bagus dan bisa dipenuhi dengan harga tadi (HPP), 500 ribu ton ini bisa jalan dan yang lain ditunda," ujar Ketut. Ia berujar tujuan pemerintah hanyalah memastikan cadangan pangan dapat dipenuhi, intervensi pasar bisa dilakukan, bantuan pangan dapat tersalurkan, dan pada saat yang sama harga di tingkat petani bisa terjaga.

Adapun Jokowi sebelumnya menjelaskan alasan pemerintah tetap mengimpor beras meski panen raya sedang berlangsung. Menurut Presiden, langkah itu dilakukan untuk berjaga-jaga. "Impor tetap dilaksanakan karena itu untuk jaga-jaga sebagai cadangan dan strategi untuk persiapan menghadapi El Nino," kata Jokowi, pekan lalu.

Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Ayip Said Abdullah, mengatakan realisasi impor yang dilakukan sebelum panen berakhir dan Bulog belum optimal menyerap beras hasil panen raya menunjukkan bahwa pemerintah menjadikan impor sebagai pilihan utama. "Seharusnya ini tidak terjadi karena bagaimana bisa investasi di produksi terus-menerus dilakukan, produksi naik tapi uang dipakai untuk membeli dari petani lain?" kata dia.

Menurut dia, pada akhirnya, kebijakan impor ini tidak lagi soal ada atau tidaknya cadangan beras di gudang Bulog, melainkan seberapa besar keberpihakan pemerintah kepada petani. Musababnya, kalau tujuannya hanya mengisi gudang Bulog, pemerintah seharusnya bisa memberikan fleksibilitas kepada Bulog untuk menyerap gabah dengan harga yang lebih tinggi dari HPP.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, yakin harga gabah akan turun seiring dengan masuknya beras impor. Namun turunnya harga gabah itu belum tentu diikuti makin murahnya harga beras di tingkat retail. Sebab, harga gabah itu diduga akan turun karena adanya tekanan dari tengkulak dan spekulan beras dengan dalih beras impor akan masuk. Di sisi lain, petani sedang menghadapi efek kenaikan harga pupuk, biaya tenaga kerja, hingga harga BBM. "Sementara harga di level konsumen masih mungkin naik karena momen Lebaran, dan sebelumnya impor beras juga tidak efektif turunkan harga," kata Bhima.

CAESAR AKBAR | SEPTHIA RYANTHIE
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus